Türkİye, Dunia

Masyarakat Turki gelar aksi solidaritas untuk Muslim Uighur, China

Ribuan orang dari berbagai kota di Turki melakukan aksi pawai untuk memprotes pelanggaran hak asasi manusia di China

Muhammad Abdullah Azzam  | 21.12.2019 - Update : 23.12.2019
Masyarakat Turki gelar aksi solidaritas untuk Muslim Uighur, China Ribuan warga Turki ikut serta dalam demontrasi "teriakan sunyi" memprotes persekusi China terhadap muslim Uighur di Xinjiang, di masjid Fatih, Istanbul, Turki, pada 20 Desember 2019. (İslam Yakut - Anadolu Agency)

Istanbul


ISTANBUL 

Ribuan masyarakat Turki pada Jumat menggelar aksi membela Muslim Uighur yang mengalami kekerasan di Turkistan Timur, sebutan lain untuk Provinsi Xinjiang di China.

Aksi solidaritas itu diselenggarakan oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH), dan digelar di banyak kota seperti Istanbul, Bursa, Sakarya, Kocaeli, Kastamonu dan kota lainnya.

Ribuan orang dari berbagai kota melakukan aksi pawai untuk memprotes pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur di China.

Para pengunjuk rasa mendesak umat Islam untuk bersuara menentang kampanye sistematis China terhadap Muslim Uighur.

Masyarakat Turki mengibarkan bendera Turkistan Timur, berwarna biru langit yang di dalamnya terdapat simbol bulan sabit dan bintang, serta membawa spanduk dan poster bertuliskan “Rakyat Turkistan Timur tidak sendirian”.

Sejumlah perwakilan LSM dan elemen masyarakat juga turun ke jalan-jalan untuk mengutuk penganiayaan di Turkistan Timur dan mereka juga mendesak umat Islam untuk bersuara melawan kebijakan yang tak manusiawi itu.

China dituduh melakukan kebijakan represif terhadap kelompok Muslim Turki dan menahan hak-hak beragama, komersial, dan budaya mereka.

Ratusan masyarakat Istanbul menggelar aksi pawai yang dimulai dari depan Masjid Fatih, para demonstran berkumpul di sana lalu berbaris rapih dan bergerak menuju lapangan Beyazit dengan membawa bendera Turki dan Turkistan Timur.

Dalam aksi itu para pengunjuk rasa melantunkan takbir serta meneriakkan slogan-slogan "Turkistan Timur tidak sendirian", "Penzalim pasti akan mempertanggungjawabkan perbuatannya" dan "Wahai Muslim jangan tidur, dukung saudaramu".

Menurut pakar HAM PBB dan pemerintah AS, China terlibat dalam penahanan massal dan pengawasan etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Lebih dari satu juta orang diduga ditahan di ‘Kamp Cuci Otak’ yang oleh China disebut “Kamp Pendidikan Ulang”.

China telah mempertahankan kampanyenya melawan etnis minoritas di Xinjiang, dengan Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China yang diklaim kamp-kamp tersebut adalah “sekolah kejuruan dan sekolah pelatihan” untuk memerangi ekstremisme agama yang keras.

Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi. Hingga satu juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam kamp yang sebut pendidikan ulang politik", menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah China melakukan "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın