Dunia

Ledakan besar guncang Lebanon, puluhan tewas

Kebakaran di gudang berisi bahan peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan besar yang menimbulkan kerusakan secara luas dan melukai ribuan orang

Muhammad Abdullah Azzam  | 05.08.2020 - Update : 06.08.2020
Ledakan besar guncang Lebanon, puluhan tewas Asap membubung setelah kebakaran di sebuah gudang dengan bahan peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan besar di Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020. Sejumlah besar orang dilaporkan terluka dalam ledakan itu, sementara mantan Perdana Menteri Saad al-Hariri - - yang tinggal di dekat daerah ledakan - dikatakan tidak terluka, menurut laporan awal. (Houssam Shbaro - Anadolu Agency)

Beyrut

Halime Afra Aksoy, Zehra Nur Duz

BEIRUT, Lebanon

Sedikitnya 63 orang tewas dan 2.750 lainnya terluka dalam ledakan besar yang terjadi di Beirut, ibu kota Lebanon, lapor menteri kesehatan negara itu pada Selasa.

Kobaran api di sebuah gudang yang berisi bahan peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan besar yang merobohkan sebuah bangunan tiga lantai dan ledakan itu terdengar di seluruh kota dan pinggirannya.

Cuplikan yang beredar di media sosial menunjukkan asap dari api, diikuti oleh awan jamur besar.

Gudang itu menyimpan bahan peledak yang sebelumnya disita, kata kepala polisi Lebanon.

Media lokal mengklaim bahwa jumlah korban jauh lebih tinggi daripada angka resmi yang diumumkan oleh pihak berwenang.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut akan diminta pertanggungjawaban.

Menggambarkan insiden itu sebagai "bencana", Diab mendesak semua negara sahabat untuk memberikan bantuan darurat ke negaranya.

Presiden Libanon Michel Aoun mengumpulkan anggota Dewan Pertahanan Tinggi di Istana Presiden Baabda di ibu kota setelah ledakan tersebut.

Aoun menginstruksikan semua angkatan bersenjata untuk melakukan patroli di distrik-distrik yang terkena dampak di ibu kota dan pinggiran kota untuk mengendalikan keamanan, kata Presidensi Lebanon dalam pernyataannya.

Dia juga memerintahkan Departemen Kesehatan untuk memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka, serta menyediakan tempat berlindung bagi para korban yang mengungsi akibat kerusakan besar pada properti mereka.

Mantan Perdana Menteri Saad al-Hariri - yang tinggal di dekat area ledakan - tidak mengalami luka-luka menurut laporan awal. 

Namun, bangunan di dekatnya, termasuk kediaman Al Hariri dan Bandara Internasional Beirut Rafic Al-Hariri, mengalami kerusakan besar.

Sejumlah orang terperangkap di bawah puing dan para petugas penyelamat berusaha menjangkau mereka.

Gubernur Beirut Marwan Abboud, yang tak kuasa menahan air mata saat berbicara kepada wartawan di lokasi ledakan, menggambarkan ledakan itu seperti bom nuklir yang mengerikan di kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki yang secara instan menewaskan ratusan ribu orang.

Duta Besar Kazakhstan untuk Beirut terluka dan gedung kedutaan rusak, menurut sebuah pernyataan.

Sementara itu Nazar Najarian, pemimpin Partai Kataeb Lebanon, meninggal dunia akibat menderita luka berat setelah ledakan itu.

Ledakan itu terjadi pada hari-hari yang sensitif sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon mengumumkan putusannya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafic Hariri.

Kemudian pada hari itu, sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah tuduhan bahwa ledakan di Beirut adalah serangan oleh Israel pada depot senjata mereka sendiri.

Para pejabat Israel, yang berbicara kepada media lokal, membantah keterlibatan Israel dalam insiden itu, dengan mengatakan ledakan itu bisa jadi sebuah kecelakaan.

Ekonomi Lebanon saat ini menghadapi krisis terburuk dalam beberapa dekade.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın