Dunia

KTT Cendekiawan Muslim Dunia lahirkan "Bogor Message"

KTT Cyang berlangsung tiga hari itu menyimpulkan saat ini telah terjadi kekacauan dan ketidakpastian global

Pizaro Gozali İdrus  | 03.05.2018 - Update : 04.05.2018
KTT Cendekiawan Muslim Dunia lahirkan "Bogor Message" Para peserta terlihat selama Konsultasi Tingkat Tinggi para Cendekiawan Muslim Dunia tentang Wasatiyyat Islam (HLC-WSW) di Istana Bogor di Bogor, Indonesia pada tanggal 1 Mei 2018. Delegasi internasional dari 36 negara menghadiri HLC-WSW pada tanggal 1 hingga 3 Mei. mendiskusikan Islam Wasatiyyat. ( Anton Raharjo - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

BOGOR

Ratusan cendekiawan Muslim dunia meluncurkan "Bogor Message" dalam Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) soal Wasathiyah Islam di Bogor, Kamis.

Dalam pesannya, mereka mengatakan bahwa saat ini telah terjadi kekacauan dan ketidakpastian global.

Hal ini diperparah dengan kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai bentuk kekerasan, baik di tingkat nasional maupun global.

“Kami mempercayai Islam sebagai agama damai dan rahmat, keadilan, peradaban yang prinsip dan ajaran dasarnya mengajarkan cinta, rahmat, harmoni, persatuan, kesetaraan, perdamaian, dan kesopanan,” ujar Din Syamsuddin membacakan deklarasi mewakili para peserta.

Din mengatakan para cendekiawan dan ulama mengakui bahwa paradigma Wasathiyah telah dipraktekkan sejak era Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.

“Kami menegaskan kembali peran dan tanggung jawab moral para cendekiawan Muslim untuk memastikan dan memelihara generasi masa depan untuk membangun peradaban Ummatan Wasatan,” kata Din.

Oleh karena itu, cendekiawan Muslim dan ulama berkomitmen mengaktifkan kembali paradigma Wasatiyyat Islam sebagai ajaran Islam pusat yang meliputi tujuh nilai utama.

Pertama, Tawassut, yakni posisi di jalur tengah dan lurus. Kedua, I'tidal, yakni berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab.

Ketiga, Tasamuh, yakni mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.

Keempat, Syura, yakni bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.

Kelima, Islah, yakni terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama.

Keenam, Qudwah, yakni merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia.

Ketujuh, Muwatonah, yakni mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.

Para cendekiawan dan ulama juga mendorong negara-negara Muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk mempromosikan paradigma Wasatiyyat lslam dalam forum-forum dunia.

KTT Cendekiawan Muslim Dunia berakhir hari ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla berencana menutup pertemuan di Jakarta.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.