Politik, Dunia

Kremlin: Pertanyaan mengenai gencatan senjata Ukraina ‘masih menggantung’

"Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin mendukung gagasan gencatan senjata. Namun sebelum itu terjadi, serangkaian pertanyaan perlu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung di udara, dan belum ada yang menjawabnya,

Burc Eruygur  | 07.04.2025 - Update : 08.04.2025
Kremlin: Pertanyaan mengenai gencatan senjata Ukraina ‘masih menggantung’ Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

ISTANBUL



Kremlin pada hari Senin mengatakan bahwa banyak pertanyaan mengenai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina "masih menggantung di udara" dan perlu dijawab.

Bulan lalu, AS menjadi penengah dua perjanjian antara Rusia dan Ukraina – satu untuk "memastikan navigasi yang aman" di Laut Hitam dan satu lagi untuk penghentian serangan selama 30 hari yang menargetkan infrastruktur energi – yang mulai berlaku setelah perundingan di Arab Saudi.

Meskipun ada perjanjian, kedua belah pihak sering saling menuduh melanggar jeda serangan terkait energi.

"Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin mendukung gagasan gencatan senjata. Namun sebelum itu terjadi, serangkaian pertanyaan perlu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung di udara, dan belum ada yang menjawabnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow.

Ia berpendapat bahwa masalah dalam hal ini adalah tentang "kurangnya kontrol" atas pemerintah Ukraina, serta "kurangnya kontrol" atas tindakan "sejumlah unit ekstremis dan nasionalis yang tidak mematuhi Kyiv."

"Hal ini juga terkait dengan rencana untuk militerisasi lebih lanjut Kyiv. Semua nuansa ini masih dalam agenda," kata Peskov lebih lanjut.

Memperhatikan bahwa Moskow dan Washington belum menentukan tanggal pasti untuk pembicaraan berikutnya, ia membantah tuduhan Kyiv bahwa Moskow melakukan serangan terhadap "fasilitas sosial" di Ukraina.

"Militer kami menyerang secara eksklusif pada target militer dan yang mendekati militer. Tidak ada serangan yang dilakukan pada fasilitas sosial atau fasilitas infrastruktur sosial," kata Peskov.

Tuduhan itu muncul setelah serangan hari Jumat di kota Kryvyi Rih di wilayah Dnipropetrovsk di Ukraina tengah yang menewaskan 20 orang dan melukai 75 lainnya.

Terkait perundingan nuklir Iran, Peskov mengatakan: “Kami terus berkonsultasi dengan mitra Iran kami, termasuk mengenai topik kesepakatan nuklir. Kami terus berhubungan, mengadakan konsultasi mengenai masalah ini. Proses ini akan terus berlanjut, termasuk dalam waktu dekat.”

Ia menambahkan bahwa Rusia siap melakukan “segala mungkin” untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tersebut melalui cara politik dan diplomatik.

Peskov juga menggambarkan situasi pasar minyak global saat ini sebagai “sangat tidak stabil, tegang, dan penuh emosi,” dengan mengatakan bahwa pihak berwenang melakukan segala hal untuk meminimalkan konsekuensi dari tarif yang diberlakukan oleh AS.

Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru pedagangan, mulai dari 10% hingga 50% untuk impor dari puluhan negara dan kawasan ekonomi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.