Komisi HAM Irak akan tuntut koalisi AS atas serangan Mosul
Ratusan warga sipil Mosul dilaporkan tewas dalam operasi pembebasan Mosul dari Daesh yang berlangsung selama sembilan bulan

Ali Jawad
BAGHDAD
Komisi hak asasi manusia resmi Irak (berafiliasi dengan parlemen Irak) berencana untuk menuntut koalisi militer pimpinan Amerika Serikat yang diduga bertanggung jawab atas tewasnya lebih dari 2.000 warga sipil di Kota Mosul, kata seorang anggota komisi, Minggu.
"Sejumlah bangunan hunian dan bisnis di barat Mosul telah hancur [akibat serangan udara koalisi], di mana hampir 2.000 tubuh masih terkubur di antara reuruntuhan tersebut," kata anggota Komisi Wahda al-Jumaili dalam sebuah pernyataan.
"Karena itu kami meminta pihak berwenang Irak untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap komandan-komandan koalisi atas pelanggaran hukum kemanusiaan dan kegagalan mereka untuk membedakan warga sipil dan kelompok pemberontak," tegasnya.
Al-Jumaili juga mendesak Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi untuk segera melakukan penyelidikan "untuk menetapkan siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas tewasnya warga sipil yang tidak berdosa".
Hussam Eddin al-Abbar, seorang anggota dewan provinsi Niniwe mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa wilayah barat Old City Mosul telah mengalami kehancuran parah akibat dari serangan udara koalisi yang sengit.
Juli, tentara Irak berhasil merebut kembali Mosul dari Daesh - dengan bantuan dari pasukan koalisi - setelah operasi sembilan bulan yang seringkali melibatkan pengeboman di kawasan hunian kota.
Hingga saat ini, jumlah pasti warga sipil yang menjadi korban jiwa dalam pertempuran tersebut masih belum diketahui.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.