Politik, Dunia

Koalisi Saudi serang penjara Houthi di Yaman, 60 tewas

Koalisi pimpinan Saudi mengatakan fasilitas yang diserang di kota Dhamar itu digunakan untuk menyimpan drone dan rudal

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 02.09.2019 - Update : 02.09.2019
Koalisi Saudi serang penjara Houthi di Yaman, 60 tewas Ilustrasi: Asap membumbung tinggi setelah koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara di Sana'a, Yaman pada 31 Agustus 2016. (Mohammed Hamoud - Anadolu Agency)

Yemen

SANAA, Yaman

Setidaknya 60 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam serangan udara koalisi pimpinan Saudi di sebuah penjara di Yaman, kata kelompok pemberontak Houthi, Minggu.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi mengatakan 60 jenazah ditemukan di fasilitas penahanan yang diserang oleh pesawat tempur koalisi Saudi di kota Dhamar.

Koalisi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan udara menargetkan sebuah fasilitas yang menyimpan drone dan rudal.

"Kami telah mengambil semua langkah untuk menghindari korban sipil selama serangan udara di lokasi itu," kata juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki.

Namun, penduduk setempat mengatakan bahwa gedung yang diserang justru merupakan pusat penahanan.

"Penjara itu diketahui koalisi dan Palang Merah, yang mengunjungi situs itu beberapa kali," kata Abdul-Qadir al-Murtada, kepala komite yang dikelola Houthi untuk urusan tahanan, melalui Facebook.

Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah mengabarkan bahwa situs tersebut adalah fasilitas penahanan.

"Kami menanggapi laporan ini dengan sangat serius," kata Franz Rauchenstein, kepala delegasi ICRC di Yaman.

"Saya sedang dalam perjalanan ke Dhamar, Yaman, untuk menilai situasi. Kami telah mengunjungi tahanan di lokasi ini sebelumnya, seperti yang kami lakukan di tempat lain sebagai bagian dari pekerjaan kami," tambah dia.

Pada 2015, sebuah penjara Houthi di Dhamar juga pernah diserang oleh koalisi yang dipimpin Saudi dan menewaskan sedikitnya 25 tahanan.

Saat itu, pemerintah Yaman menuduh Houthi menggunakan tahanan sebagai perisai manusia.

Yaman masih dilanda kekerasan sejak 2014, ketika pemberontak Syiah Houthi menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk ibu kota, Sanaa.

Konflik meningkat setahun kemudian ketika Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan kampanye udara besar-besaran yang bertujuan mengalahkan Houthi sekaligus mendukung pemerintah Yaman yang pro-Saudi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın