Dunia

Kaisar Akihito turun tahta, Jepang masuki era kekaisaran Reiwa

Kaisar Akihito dianggap sukses memimpin Jepang melewati masa krisis akibat gempa, tsunami dan krisis nuklir

Muhammad Nazarudin Latief  | 30.04.2019 - Update : 01.05.2019
Kaisar Akihito turun tahta, Jepang masuki era kekaisaran Reiwa Kaisar Akihito (kiri) di hadapan Permaisuri Michiko (kanan). (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Kaisar Akihito, 85, yang sudah berkuasa di Jepang selama lebih dari 30 tahun turun takhta dan menyerahkan pada putranya Putera Mahkota Naruhito, Selasa.

Dilansir oleh Channel News Asia, Pangeran Naruhito akan memulai era kekaisaran baru, "Reiwa" - yang berarti "harmoni indah" - sepanjang masa pemerintahannya.

Prosesi turun takhta dimulai Selasa pagi. Kaisar yang mengenakan jubah cokelat keemasan dan topi baja hitam, mengikuti upacara "melaporkan" turun takhtanya pada leluhur dan dewa-dewa di beberapa "tempat suci" istana.

Namun, acara puncak baru akan dimulai pada 17.00 waktu setempat (08.00 GMT). Saat itu, kaisar akan secara resmi mundur dalam upacara yang berlangsung selama 10 menit di "Matsu-no-Ma", aula paling elegan di istana kekaisaran yang megah.

Ritual itu akan dilakukan di hadapan lambang kerajaan yaitu pedang dan permata kuno.

Naruhito akan resmi menjadi kaisar tengah malam nanti dan dia akan "mewarisi" lambang kerajaan saat upacara kedua pada Rabu pukul 10.30 pagi.

Setelah itu dia akan membuat pernyataan publik resmi pertamanya.

Upacara semua berlangsung tertutup, namun sudah ada kerumunan warga yang antusias menyaksikan acara ini meski cuaca mendung dan hujan.

"Saya ingin berterima kasih kepada kaisar atas kerja kerasnya," kata Hironari Uemara,76, yang mengunjungi Tokyo dari Okayama.

Istrinya berkata dia akan merindukan Akihito dan era Heisei yang akan segera berakhir.

"Saya merasa ingin menangis," ujar dia.

Akihito menyedot perhatian publik Jepang ketika mengumumkan pada 2016 bahwa dia ingin melepaskan "Tahta Krisan" karena masalah usia dan kesehatan. Sebelumnya dia telah menjalani perawatan kanker prostat dan menjalani operasi jantung.

Akihito telah berupaya memodernisasi keluarga kekaisaran di Jepang, yang memiliki posisi sensitif mengingat sejarah ayahnya Hirohito dengan karakter militeristis di masa lalu.

Akihito dan istrinya, Permaisuri Michiko, mendapatkan pujian dan berhasil merebut hati rakyat Jepang, terutama saat mereka menyambangi para korban gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir 2011 yang menghancurkan Jepang timur dan menewaskan ribuan orang.

Seperti ayahnya, Putra Mahkota Naruhito dipandang sebagai raja modern dan sebelumnya telah mengeluarkan kritik terhadap gaya hidup para bangsawan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.