Jumlah perokok di Jepang turun pada 2018
Laporan menunjukkan jumlah perokok menurun hingga setengahnya pada 2018

Ankara
Riyaz ul Khaliq
ANKARA
Sebuah penelitian baru mengungkapkan jumlah perokok di Jepang menurun secara drastis selama bertahun-tahun.
Negara yang dikenal karena kesadaran kesehatan warganya, mengalami penurunan jumlah perokok berusia 20 tahun ke atas hingga setengahnya pada 2018.
Tingkat perokok di Jepang sekarang berada pada 17,9 persen, turun dari 36 persen pada 1989, Japan Times melaporkan pada Selasa.
Kelompok-kelompok advokasi anti-rokok lokal percaya bahwa penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan, populasi yang menua, peraturan merokok yang lebih ketat dan harga rokok yang semakin tinggi karena kenaikan pajak.
Jepang mengalami penurunan konstan dalam tingkat merokok sejak mencapai puncaknya pada 1966, sebanyak 49.4 persen.
Setelah menerapkan gerakan anti-merokok, departemen kereta api Jepang secara bertahap mulai melarang merokok pada 1987, diikuti oleh maskapai penerbangan pada 1999.
Pada Juli lalu, pemerintah membuat undang-undang yang melarang merokok di dalam semua gedung sekolah, rumah sakit dan badan pemerintah.
Mulai 1 April 2020 mendatang, merokok akan dilarang di berbagai fasilitas termasuk kantor, restoran serta lobi hotel dan ruangan khusus merokok akan disediakan.
Langkah ini diterima dengan baik oleh warga Jepang, meskipun beberapa orang mengatakan bahwa masih banyak hal yang harus dilakukan.
"Alangkah lebih baik jika undang-undang itu direvisi dan peraturannya ditetapkan, meskipun mereka masih lemah," kata Watanabe (81) kepada surat kabar tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.