Dunia

Jerman jadi tempat sembunyi buron FETO pasca-kudeta 2016

Setelah upaya kudeta pada 15 Juli 2016, sekitar 1.200 orang membawa paspor diplomatik atau layanan publik mengajukan suaka di Jerman

Muhammad Abdullah Azzam  | 15.07.2020 - Update : 17.07.2020
Jerman jadi tempat sembunyi buron FETO pasca-kudeta 2016 Ilustrasi: Gedung parlemen Jerman. (Abdulhamid Hoşbaş - Anadolu Agency )

Berlin

BERLIN

Meski sering dikecam oleh pemerintah Turki, namun Organisasi Teroris Fetullah (FETO) masih dibiarkan melanjutkan kegiatan mereka di Jerman atas dukungan otoritas Jerman.

Organisasi yang berada di balik upaya kudeta yang gagal di Turki itu masih melanjutkan keberadaan mereka di Jerman dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan dan forum dialog.

Seolah tak menghiraukan tuntutan Turki, Jerman terus membiarkan para tersangka upaya kudeta 15 Juli bersarang di Jerman.

Setelah upaya kudeta FETO yang gagal pada 15 Juli 2016, banyak anggota organisasi teroris itu melarikan diri ke berbagai negara, terutama negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Selama empat tahun terakhir, kebijakan luar negeri Turki berfokus untuk memerangi FETO dalam agenda hubungan kedua negara.

Jerman kini menjadi tempat berlindung yang aman bagi para buron FETO, kondisi itu tak pantas bagi hubungan persahabatan dan aliansi negara ini dengan Turki.

Para anggota FETO yang datang ke Jerman dilindungi oleh organisasi tersebut di sana, dan mereka juga dapat perlindungan tempat tinggal dan suaka.

Selain itu, para penanggungjawab keuangan, media, hukum dan militer FETO dapat dengan mudah melanjutkan kegiatan pengembangan mereka di Jerman.

Setelah upaya kudeta pada 15 Juli 2016, sekitar 1.200 orang membawa paspor diplomatik atau layanan publik mengajukan suaka di Jerman.

Jerman tak jawab permintaan Turki terkait pemulangan

Di antara negara-negara anggota UE, Turki paling banyak melayangkan permintaan pemulangan kepada otoritas Jerman.

Turki meminta Jerman untuk mengekstradisi setidaknya 77 buronan.

Namun, otoritas Jerman tak menanggapi permintaan pengembalian tersebut.

Para buronan mantan jaksa penuntut, tentara dan diplomat mereka hidup dengan nyaman di negara ini.

Puluhan mantan perwira militer dan lebih dari 200 mantan diplomat, termasuk İlhami Polat, yang diminta untuk diekstradisi, tinggal dengan nyaman di Jerman, kadang mereka juga muncul di media dari waktu ke waktu.

Proyek “House of One"

Proyek House of One, yang menjadi salah satu proyek jargon FETO di Jerman dan didukung secara finansial oleh pemerintah federal dan negara bagian, memprakarsai pembangunan gereja Kristen, sinagoge Yahudi dan masjid di bawah satu atap.

"Forum dialog antaragama" yang digerakkan oleh anggota FETO sampai sekarang proyek peleburan kepercayaan agama itu menuai kecaman dari komunitas Muslim di Jerman.

Anggota FETO di Jerman bergerak secara hati-hati.

Sebelum kudeta 2016, mereka berbelanja keperluan sehari-hari di semua toko Turki mana saja di negara itu, namun setelah upaya kudeta gagal mereka hanya berbelanja di tempat-tempat milik anggota organisasi mereka atau di tempat aman lainnya.

Anggota FETO juga mengubah nama-nama toko dan perusahaan mereka setelah upaya kudeta di Turki yang gagal.

Jerman adalah salah satu negara Eropa yang paling disukai bagi anggota FETO yang melarikan diri melalui Eropa Timur.

Menurut sumber keamanan, para buron anggota FETO tinggal silih berganti di rumah-rumah khusus yang tersebar di seluruh Eropa dan mereka sering pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk keamanan.

Organisasi itu baru-baru ini diperkirakan mengalami pemulihan finansial atas dukungan yang didapatkan dari otoritas Jerman setelah mengalami kesulitan ekonomi usai kudeta Juli 2016.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın