Dunia

Jepang desak dialog untuk selesaikan krisis Myanmar

Tokyo tidak percaya akan lebih produktif untuk menjatuhkan sanksi, kata Menlu Jepang

Riyaz Ul Khaliq  | 03.04.2021 - Update : 04.04.2021
Jepang desak dialog untuk selesaikan krisis Myanmar Ilustrasi: Bendera Jepang. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

ANKARA

Jepang mendesak militer Myanmar dan penentang kudeta untuk terlibat dalam dialog menyelesaikan kekacauan yang sedang berlangsung di sana, kata Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu pada Jumat.

Negara itu akan menggunakan sanksi, "jika itu mengarah pada solusi segera, tetapi itu tidak begitu mudah" di Myanmar, lapor penyiar lokal NHK News mengutip Motegi Toshimitsu di parlemen.

Pernyataan itu muncul sehari setelah China mengatakan mendukung gagasan bahwa para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara mengadakan "pertemuan khusus sesegera mungkin untuk menengahi" di Myanmar.

Setidaknya 536 orang tewas dalam tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro-damai oleh pasukan junta sejak kudeta militer pada 1 Februari di Myanmar.

Tatmadaw - nama resmi militer Burma - segera setelah kudeta mengumumkan keadaan darurat selama setahun di samping mendirikan dewannya untuk menjalankan urusan negara mayoritas Buddha itu.

Banyak negara termasuk AS, Inggris dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Tatmadaw setelah kudeta tersebut.

Menlu Jepang mengatakan dia tidak percaya "akan lebih produktif untuk menjatuhkan sanksi hanya karena negara lain melakukannya."

"Kubu-kubu penentang di Myanmar perlu terlibat dalam dialog dan mencari jalan untuk sebuah resolusi, dengan dukungan komunitas internasional terhadap upaya-upaya tersebut," kata Menlu Jepang.

Pada Februari, otoritas Jepang mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk menghentikan proyek bantuan pembangunan baru di Myanmar guna menekan para pemimpin kudeta militer di Myanmar untuk membebaskan semua tahanan dan memulihkan demokrasi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın