Israel pindahkan pagar besi di gerbang al-Aqsa
Warga Palestina merayakan, petinggi agama tetap waspada

Turgut Alp Boyraz dan Eshat Firat
JERUSALEM
Polisi memindahkan pagar besi di gerbang masjid al-Aqsa, Kamis pagi, menyusul dikeluarkannya keputusan kabinet keamanan Israel untuk memindahkan detektor logam, Senin.
Sementara sebagian warga Palestina merayakan pemindahan di Gerbang Esbat al-Aqsa, sebagian lagi masih waspada.
Wakaf al-Aqsa yang mengelola bangunan-bangunan Islam di kompleks tersebut masih merasa ragu, dan direktur Omar Kiswani mengumumkan bahwa tidak perlu terburu-buru untuk masuk ke al-Aqsa.
“Kami akan menunggu tim teknis yang telah kami tunjuk untuk menyelesaikan investigasi di al-Aqsa. Kami tidak akan tergesa-gesa untuk memutuskan masuk al-Aqsa atau tidak,” kata Kiswani kepada pers di Gerbang Esbat.
Sebelumnya, Dewan Tinggi Islam juga mengumumkan bahwa mereka tidak akan memasuki al-Aqsa sebelum tim teknis memberikan hasil laporannya.
Pihak berwenang Israel menutup Masjid al-Aqsa, situs suci bagi umat Muslim dan Yahudi - yang menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci – dan membatalkan salat jumat untuk pertama kalinya dalam hampir 5 dekade, menyusul baku tembak 14 Juli. Al-Aqsa kembali dibuka setelah 2 hari, dengan pemasangan detektor logam dan kamera pengawas pada gerbang masuknya.
Warga kemudian menggelar aksi protes yang memicu terjadinya bentrokan dengan polisi dan mengakibatkan 11 orang tewas, termasuk 8 warga Palestina.
Israel menolak untuk memindahkan detektor dan mengklaim bahwa tindakan pengamanan tersebut serupa dengan prosedur keamanan yang diberlakukan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia. Setelah mendapat tekanan internasional, kabinet keamanan Israel memutuskan untuk memindahkan detektor logam, namun akan memasang sistem penjagaan baru “smart-check”.