Dunia, Ekonomi, Nasional

Indonesia sambut peluang ekonomi Saudi Vision 2030

Saudi Vision 2030 menurut dia merupakan upaya Saudi membangun perekonomian agar tidak lagi hanya bergantung pada minyak

Dandy Koswaraputra  | 15.02.2018 - Update : 16.02.2018
Indonesia sambut peluang ekonomi Saudi Vision 2030 Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman menyampaikan sambutannya dalam konferensi pers di Riyadh, Arab Saudi pada 25 April 2016. ( Pool / Bandar Algaloud - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa


JAKARTA

Indonesia harus menyambut dan memanfaatkan aspek ekonomi dan budaya Saudi Vision 2030, kata seorang diplomat.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengatakan Saudi saat ini sedang mengusung Saudi Vision 2030 dan Indonesia harus bisa memanfaatkannya.

Saudi Vision 2030 menurut dia merupakan upaya Saudi membangun perekonomian agar tidak lagi hanya bergantung pada minyak.

“Mereka sedang membuat proyek besar NEUM atau Neo Mustaqbal yang berarti harapan baru dengan dana USD500 miliar,” ungkap Dubes Agus di Jakarta, Kamis.

Proyek tersebut dikembangkan oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Saudi berupaya untuk mempromosikan Islam moderat yang bisa berdialog dan bekerja sama dengan budaya sekitar dan mengedepankan keadilan dan perdamaian.

“Ini peluang kita untuk mendorong potensi ekonomi dan pengusaha kita untuk berkolaborasi dengan pengusaha Saudi. Peluangnya banyak sekali,” ujar dia.

Beberapa sektor yang memiliki peluang, menurut Dubes Agus, antara lain suplai baja oleh Krakatau Steel dan pembangunan infrastruktur yang bisa dikerjakan oleh BUMN karya seperti Wijaya Karya dan Waskita yang saat ini juga sudah mulau merambah Saudi.

“Kita sedang rancang untuk meraih peluang tersebut,” aku Dubes Agus.

Selain itu, menurut dia, saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun hotel sebagai asrama haji jamaah Indonesia berupa blok dengan banyak menara yang terintegrasi karena jumlah jamaah haji Indonesia yang terus bertambah.

“Kita ada uang untuk membangun itu daripada harus terus menyewa,” lanjut dia.

Rencana tersebut sudah mulai dibicarakan dengan kementerian agama dan otoritas lain di Indonesia.

Pihak KBRI menurut dia akan membantu mencari tanah di lokasi yang sesuai untuk bisa menampung sekitar 200 ribu jamaah haji Indonesia dengan total menara yang dibutuhkan mencapai empat buah.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.