Indonesia paparkan pengembangan biogas, biomassa pada parlemen dunia
Indonesia telah membangun pilot project fasilitas penyediaan energi biomassa pada 2017

Jakarta Raya
Pizaro Gozali
BALI
Indonesia terus melakukan terobosan dalam mengembangkan energi terbarukan, seperti biogas dan biomassa, untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati menyatakan Indonesia kini aktif menghasilkan biogas dari limbah tempurung sawit sebagai energi terbarukan.
Melalui biogas, kata Rosa, kini para perempuan di Indonesia tak perlu lagi mencari kayu bakar untuk memasak.
“Ini cukup berhasil di mana perempuan Indonesia kini menggunakan biogas untuk memasak,” ujar Rosa dalam Forum Parlemen Dunia untuk Energi Berkelanjutan pada Kamis di Bali.
Menurut Rosa, penggunaan biogas ini dapat mengurangi emisi methana yang teremisi ke atmosfer dan pada saat yang bersamaan dapat mengurangi energi dari bahan bakar fosil.
Selain itu, kata Rosa, Indonesia juga mengembangkan biomassa sebagai alternatif gas.
Menurut Rosa, sebanyak 40 persen rumah tangga di Indonesia sudah menggunakan biomassa untuk memasak.
Pemerintah mencatat terdapat potensi biomassa sebesar 48.810 megawatt di Indonesia.
Untuk itu, Indonesia pada 2017 telah membangun pilot project fasilitas penyediaan energi biomassa dalam bentuk reaktor biomassa di Jatidatar Mataram, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Pilot project ini memiliki kapasitas masing-masing 10 ton/batch dengan energi yang dihasilkan dari dua reaktor sekitar 154 m3/hari, atau setara dengan 61,6 kg gas elpiji yang dapat digunakan oleh 20 kepala keluarga.
Indonesia kini juga memprioritaskan hutan sebagai penyedia energi terbarukan.
Pemerintah, kata Rosa, menargetkan hutan tanaman energi sebanyak 100 ribu hektar pada 2018.
Indonesia telah meratifikasi Persetujuan Paris dalam upaya pengendalian perubahan iklim global.
Indonesia mencanangkan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dengan upaya sendiri atau 41 persen dengan dukungan internasional.
Pengurangan emisi tersebut bersumber dari sektor kehutanan, energi, dan pengelolaan sampah.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.