
Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Indonesia berhasil mengirimkan langsung (direct call) sejumlah produk manufaktur ke Amerika Serikat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan direct call berhasil meningkatkan efisiensi pengiriman barang ekspor hingga 20 persen, atau sekitar USD300 untuk setiap kontainer dibandingkan jika harus melewati Singapura.
“Pengiriman ini bisa lebih cepat sampai sehingga akan mendorong peningkatan daya saing produk kita di Amerika Serikat,” kata Menteri Airlangga dalam siaran persnya, Rabu.
Direct call adalah sistem pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan domestik ke pelabuhan tujuan di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan mana pun.
Selain efisien dalam biaya, direct call juga menghemat waktu pengiriman barang. Jika melewati Singapura, shipping time berkisar hingga 31 hari, sedangkan, dengan direct call hanya 23 hari.
“Sehingga membantu time to market lebih cepat,” ujar dia.
Pada Selasa lalu, sebanyak 32 industri manufaktur dalam negeri berhasil mengirimkan barang dengan kapal raksasa tersebut dengan nilai mencapai USD11,98 Juta. Kapal yang digunakan adalah CMA CGM Tage dengan kapasitas 10ribu twenty-foot equivalent units (TEUs).
Kapal berbobot sebesar 95.263 gross tonnage(GT) dan berukuran panjang hingga 300 meter ini merupakan satu dari beberapa kapal raksasa yang kini secara rutin berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Produk yang diangkut antara lain alas kaki sebesar 50 persen, produk garmen (15 persen), produk karet, ban dan turunannya (10 persen), produk elektronik (10 persen), serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan (15 persen).
Pemerintah, menurut Menteri Airlangga berupaya untuk membuat perjanjian dagang khusus dengan Amerika Serikat, karena 40 persen muatan kapal tersebut masih dikenai bea masuk antara 10-20 persen.
Jika kerja sama bilateral ini bisa tercapai, maka tarif bea masuk barang asal Indonesia bisa ditekan hingga nol persen. Thailand dan Vietnam sudah berhasil melakukan hal ini, sehingga produk mereka bisa leluasa masuk pasar Amerika.
Menurut Menteri Arilangga, tren perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat positif dan terus naik. Pada 2016, surplus sekitar USD8,47 miliar, sementara 2017 surplus sebesar USD9,44 miliar.
Khusus untuk ekspor, total nilai ekspor nonmigas mencapai USD15,68 miliar pada 2016, sedangkan di tahun 2017 meningkat menjadi USD17,14 miliar.
Setelah Amerika Serikat, Menteri Airlangga akan membidik pasar ekspor langsung dari Jakarta menuju Rotterdam, Belanda. Ini karena pintu ekspor di Eropa itu Rotterdam.
“Jadi, kalau kapal ini bisa direct lagi dari Jakarta, semakin bersaing biayanya,” ujar Menteri Airlangga.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.