
Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengajak Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham Blok untuk meningkatkan kerja sama dalam mencari win-win solution terkait produk sawit.
“Indonesia akan terus bekerja demi menjamin bahwa tidak ada lagi diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit. Dan kita sepakat untuk berdiskusi dengan Uni Eropa terkait isu ini,” ungkap Menteri Retno dalam pertemuan dengan Menteri Blok di Jakarta, Selasa.
Kunjungan Menteri Blok ini adalah kunjungannya yang pertama kali ke Indonesia sebagai menteri luar negeri Belanda.
Menteri Retno mengatakan kepada Menteri Blok bahwa dia telah membaca draft trialogue yang disepakati Uni Eropa terkait minyak sawit dan mengaku prihatin bahwa draft tersebut mengandung potensi tinggi adanya diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit.
“Draft itu menetapkan penggunaan the indirect land-used chains sebagai kriteria yang mencerminkan pandangan Eropa, dan bukan pandangan yang diterima secara internasional,” tekan Menteri Retno.
Indonesia mengajak Belanda melawan diskriminasi minyak sawit karena CPO adalah komoditas ekspor terbesar Indonesia ke Belanda. Belanda juga menjadi mitra dagang terbesar kedua Indonesia di Eropa.
“Perdagangan bilateral kedua negara meningkat 27,3 persen pada 2017 mencapai USD5 milar,” ungkap Menteri Retno.
Belanda juga merupakan investor terbesar ketujuh di Indonesia dengan angka investasi mencapai USD1,49 miliar dalam 871 proyek sepanjang 2017.
Kunjungan turis Belanda ke Indonesia juga meningkat 5,31 persen menjadi 250.844 pada tahun lalu.
Selain membahas minyak sawit, kedua menteri luar negeri juga membahas proses negosiasi Comprehensive Economic Partnership (CEPA) yang terus dilakukan Indonesia dan Uni Eropa.
“Kita berharap dapat segera dirampungkan,” imbuh Menteri Retno.
Negosiasi CEPA, menurut dia, harus menjadi perhatian kedua pihak, termasuk kepentingan Indonesia dalam hal minyak sawit. Menteri Retno menambahkan, Indonesia juga ingin meningkatkan kerja sama untuk meningkatkan akes pasar bagi produk kayu yang legal.
Kedua menteri tidak hanya membahas isu ekonomi, namun juga kerja sama keamanan dalam melawan perdagangan obat-obatan terlarang dan terorisme.
“Indonesia tidak akan membiarkan wilayahnya menjadi tempat yang menguntungkan bagi pengedar obat-obatan terlarang,” tegas Menteri Retno.
Dalam pertemuan itu juga, Menteri Retno menyambut baik penghapusan larangan terbang seluruh maskapai penerbangan komersil Indonesia ke Eropa oleh Komisi Uni Eropa.
“Saya sangat mengapresiasi Belanda dalam proses tersebut,” tambah dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.