Dunia

Ikon Kota London ditinjau di tengah kontroversi rasisme

Komisi yang baru dibentuk bisa merekomendasikan untuk menurunkan sejumlah patung di Ibu Kota Inggris

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 09.06.2020 - Update : 10.06.2020
Ikon Kota London ditinjau di tengah kontroversi rasisme Ilustrasi: Demonstrasi anti-rasialis (Foto file - Anadolu Agency)

London, City of

Ahmet Gurhan Kartal

LONDON

Kantor Walikota London mengatakan ikon kota dan nama-nama jalan di London akan ditinjau oleh sebuah komisi untuk mencerminkan keragaman kota.

"Komisi yang baru dibentuk dapat merekomendasikan pencopotan sejumlah patung," kata Walikota Sadiq Khan.

Langkah itu dilakukan setelah sebuah patung Edward Colston, seorang pedagang budak di abad ke-17, diturunkan dan dilempar ke sungai di Bristol saat protes anti rasisme yang dipicu oleh pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi Amerika Serikat.

“Adalah kebenaran yang tidak nyaman bahwa negara dan kota kita berutang sebagian besar kepada perannya dalam perdagangan budak dan sementara ini tercermin dalam ranah publik kita, kontribusi banyak komunitas kita terhadap kehidupan di ibu kota telah dengan sengaja diabaikan," kata Khan.

Dia mengaskan bahwa hal itu tidak bisa dilanjutkan.

"Kita harus memastikan bahwa kita merayakan pencapaian dan keragaman semua di kota kita, dan bahwa kita memperingati orang-orang yang telah membuat London seperti sekarang, termasuk mempertanyakan warisan mana yang dihormati," ujar Khan.

Khan mengatakan protes anti-rasisme kulit hitam telah dengan tepat membawa isu ini menjadi perhatian publik, tetapi penting bagi semua orang untuk mengambil langkah yang tepat untuk bekerja sama membawa perubahan dan memastikan bahwa kita semua bisa bangga dengan lanskap publik kita. 

Komisi Keragaman di Dunia Publik akan meninjau mural, seni jalanan, nama jalan, patung dan peringatan lainnya dan mempertimbangkan warisan mana yang harus dirayakan sebelum membuat rekomendasi.

Sejumlah pengunjuk rasa di London menuliskan grafiti di patung Sir Winston Churchill di Alun-alun Parlemen pada akhir pekan. 

Perdana Menteri Boris Johnson mengutuk tindakan terhadap patung-patung dan menumen, termasuk Cenotaph di White Hall, menyebutaksi tersebut premanisme oleh minoritas yang menodai demonstrasi. 

Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan penggulingan patung Colston sangat memalukan dan merusak protes anti-rasisme dan memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut.

 Perdagangan budak di Inggris 

Perdagangan budak di Inggris adalah praktik umum oleh bangsawan dan pedagang antara abad ke-16 dan 19. Banyak patung di London bisa dikaitkan dengan perdagangan budak.

Ratusan ribu orang kulit hitam diperjualbelikan di pasar budak di seluruh negeri dan di negara koloninya.

Menurut arsip nasional, Portugal dan Inggris adalah dua negara perdagangan budak yang paling sukses, terhitung sekitar 70 persen dari semua orang Afrika dikirim ke Amerika.

Inggris adalah yang paling dominan pada periode 1640-1807, ketika perdagangan budak dihapuskan.

Diperkirakan bahwa Inggris mengangkut 3,1 juta orang Afrika ke koloni Inggris di Karibia, Amerika Utara dan Selatan, serta negara-negara lain, dan sekitar 400.000 dari mereka tidak pernah sampai di tujuan karena dehidrasi, penyakit, perlakuan tidak manusiawi dan kondisi yang penuh sesak.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.