Houthi: Inggris bukan mediator perundingan damai Yaman
Menteri Luar Negeri Inggris menyerukan penarikan pasukan Houthi dari pelabuhan Al-Hudaydah dan menyerahkannya kepada "kontrol netral"

Yemen
Mohamed al-Samei
SANAA
Kelompok pemberontak Houthi mengatakan bahwa mereka tak menganggap Inggris sebagai mediator dalam perundingan damai di Yaman yang dilanda perang.
Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menyerukan penarikan pasukan Houthi dari pelabuhan Al-Hudaydah dan menyerahkannya kepada "kontrol netral".
"Kami tidak memandang pernyataan Inggris mengejutkan ataupun aneh, karena mereka mendukung agresi [pemerintah Yaman dan koalisi internasional yang dipimpin Saudi]," tegas juru bicara Houthi Mohamed Abdelsalam dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Facebook.
Menurut dia, perundingan damai yang diperantarai PBB di Swedia tidak menyebutkan rincian tentang "kehadiran pihak netral" baik di pelabuhan Al-Hudaydah atau daerah lainnya.
Pada Minggu, Hunt memperingatkan bahwa jika komitmen kedua belah pihak dalam konflik Yaman tidak terpenuhi, maka proses perdamaian "bisa terhenti selama beberapa pekan".
"Pelabuhan seharusnya bebas dari milisi dan dibiarkan di bawah kendali netral sejak awal Januari," kata dia, merujuk pada Al-Hudaydah, yang merupakan akses masuk bagi hampir 80 persen makanan impor Yaman.
Pada Desember, representatif pemerintah Yaman dan para pemimpin Houthi mengadakan perundingan yang diperantarai PBB di Swedia, yang menghasilkan perjanjian gencatan senjata. Namun, tidak satupun dari pihak yang bertikai menarik diri dari Al-Hudaydah.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak tahun 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar wilayah negara, termasuk Sanaa.
Krisis meningkat setahun kemudian, ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara besar-besaran untuk mengalahkan Houthi.
Menurut PBB, sejak saat itu, puluhan ribu warga Yaman diyakini tewas dalam konflik tersebut, sementara 14 juta lainnya menghadapi bencana kelaparan.