Dunia

Hamas salahkan AS atas aksi kekerasan kamp pengungsi Libanon

Bentrokan mematikan terjadi kamp pengungsi Palestina Mieh Mieh di Libanon

Surya Fachrizal Aprianus  | 10.11.2018 - Update : 10.11.2018
Hamas salahkan AS atas aksi kekerasan kamp pengungsi Libanon Ilustrasi kamp pengungsi Mieh Mieh Libanon Selatan. (Foto file – Anadolu Agency)

Beyrut

Wasim Saif al-Din

BEIRUT

Amerika Serikat (AS) sedang menghasut kekerasan di kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon dalam upaya untuk menerapkan rencana perdamaian Timur Tengah yang kontroversial yang dikenal sebagai "Kesepakatan Abad Ini", kata Ali Baraka, perwakilan Hamas di Lebanon, pada Jumat.

Dalam wawancara dengan Anadolu Agency, Baraka mengutuk kekerasan antara faksi-faksi Palestina baru-baru ini di kamp pengungsi Mieh Mieh Libanon Selatan.

Pada 16 Oktober, setidaknya sembilan orang tewas - dan belasan lainnya terluka - ketika bentrokan meletus di kamp antara, Fatah dan Ansar Allah.

Menurut Baraka, insiden semacam itu hanya menguntungkan Kesepakatan yang didukung AS, yang bertujuan menghilangkan hak bernegara bangsa Palestina dan hak para pengungsi untuk kembali ke Palestina.

Istilah "Kesepakatan Abad Ini" atau Deal of The Century mengacu pada rencana proses perdamaian Timur Tengah yang digagas AS, yang rinciannya belum dipublikasikan.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menolak rencana perdamaian, yang, katanya, "mengabaikan masalah Yerusalem dan pengungsi, memungkinkan Israel untuk mempertahankan pemukiman ilegal, dan memberi Israel keunggulan dalam isu-isu terkait keamanan" .

Kata Baraka, setelah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pemerintah AS telah beralih ke "fase kedua" kesepakatan, yakni untuk menyangkut pembatalan hak pengungsi untuk kembali ke Palestina.

"Setelah Washington menghentikan pendanaan UNRWA [badan PBB untuk pengungsi Palestina], AS mulai menabur hasutan di antara faksi Palestina, mendorong mereka saling bertempur di kamp-kamp Lebanon," katanya. 

Dia menambahkan: "Bentrokan baru-baru ini di kamp pengungsi Mieh Mieh Libanon, misalnya, adalah sarana untuk menghancurkan kamp dan menggusur rakyatnya." 

Baraka mendesak semua faksi Palestina untuk "berhati-hati dan sadar akan jebakan yang telah dipasang AS di kamp-kamp pengungsi Lebanon". 

Dia juga meminta Beirut untuk "mendukung para pengungsi Palestina dan meningkatkan koordinasi Lebanon-Palestina untuk mencegah berbagai pelanggaran keamanan". 

"Kekerasan seperti itu hanya melayani proyek AS, yang ingin agar para pengunggsi Palestina tidak pernah kembali ke Palestina. Pengungsi yang dimaksud adalah orang Palestina terusir dari Palestina ketika Israel merebut tanah mereka pada 1948 saat mendirikan negara Israel. 

Lebanon saat ini menampung sekitar 400.000 pengungsi Palestina di 12 kamp yang terletak di seluruh negeri, di mana bentrokan bersenjata terjadi secara sporadis.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.