Türkİye, Dunia

Erdogan: Turki akan berdiri bersama negara-negara tertindas

Dengan letak geografisnya yang menjembatani banyak benua, Turki tetap berhubungan dengan kedua arus dunia, kata Presiden Erdogan

Muhammad Abdullah Azzam  | 24.03.2021 - Update : 26.03.2021
Erdogan: Turki akan berdiri bersama negara-negara tertindas Presiden Turki yang juga pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan istrinya Emine Erdogan (kiri) menyapa anggota partai selama Kongres Luar Biasa Partai AK ke-7 di Ankara, Turki pada 24 Maret 2021. (Aytaç Ünal - Anadolu Agency)

Ankara

Burak Bir, Ali Murat Alhas, Gokhan Ergocun, Aysu Bicer, Yunus Girgin

ANKARA

Turki akan mempertahankan kebijakan luar negerinya yang aktif di berbagai geografi dan berdiri bersama negara-negara tertindas sejalan dengan kepentingan nasional dan internasionalnya, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan negara itu pada Rabu.

Berbicara pada Kongres Luar Biasa ke-7 Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa di Ankara, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengomentari berbagai masalah seperti perkembangan dan pembangunan Turki sejak awal 2000-an, masalah keuangan, dan kebijakan luar negeri.

Dengan lokasi geografisnya yang terletak di jantung Afrika, Asia, dan Eropa”, Turki tidak dapat berpaling dari Timur atau Barat, kata Erdogan, menambahkan bahwa Ankara akan menetapkan kebijakan luar negerinya sembari melindungi hak-hak nasional dan internasional negaranya.

Selama beberapa bulan terakhir ini, Turki telah mengadopsi kebijakan yang lebih lembut dalam hubungannya dengan aktor asing; Presiden Turki mengatakan negaranya akan menambah jumlah teman di kancah internasional dan mengubah kawasan negaranya menjadi kawasan damai.

Menyoroti bantuan Turki ke Libya telah mengubah arah nasib masa depan rakyat di sana, Erdogan mengatakan Libya sekarang dapat melanjutkan proses demokrasi dan melihat masa depan dengan penuh harapan.

Dengan Perdana Menteri Libya baru Abdul Hamid Dbeibeh yang telah diberikan mosi percaya pada 10 Maret, warga Libya berharap untuk mengakhiri tahun perang saudara yang melanda negara itu sejak penggulingan Muammar al-Qaddafi pada 2011.

Sementara Turki tetap menjadi salah satu negara yang paling terpengaruh dalam konteks perang saudara Suriah, yang menjadikan Turki negara tuan rumah pengungsi terbesar di dunia dengan lebih dari 4 juta pengungsi Suriah, pemerintah Ankara akan terus mendukung warga Suriah, kata Erdogan.

“Turki akan melanjutkan upayanya, terus mendukung rakyat Suriah hingga Suriah benar-benar menjadi negara yang diperintah oleh rakyatnya,” tambah dia.

Suriah telah dilanda perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.

Mengenai konflik di Nagorno-Karabakh, Erdogan mengatakan kelompok MINSK yang menaungi masalah ini sudah membuat masalah konflik tersebut menjadi lebih rumit, apalagi untuk memperbaikinya.

Erdogan mengatakan Ankara mendukung Baku dalam upayanya untuk membebaskan wilayah di bawah pendudukan Armenia.

Selama konflik 44 hari, yang berakhir dengan gencatan senjata pada 10 November 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa di Karabakh dari hampir tiga dekade pendudukan Armenia.

Turki telah memberikan pukulan berat terhadap kelompok-kelompok teroris, terutama PKK, dalam beberapa tahun terakhir dan mereka tidak lagi mampu melakukan aksi teror di wilayah Turki, ungkap Erdogan.

Selain itu, kelompok teror FETO dan Daesh/ISIS juga tengah dibersihkan, imbuh dia.

Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE - bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah.


- Isu Ekonomi

Menyinggung fluktuasi di pasar baru-baru ini, Erdogan mengatakan itu tidak mencerminkan potensi ekonomi Turki.

Saham Turki dan mata uang lokal negara itu melemah setelah pemecatan Gubernur Bank Sentral Turki Naci Agbal pada Minggu pagi.

Presiden Turki mendesak warga untuk menggunakan aset emas dan mata uang asing mereka untuk meningkatkan ekonomi dan produksi, sambil meminta investor asing untuk mempercayai kekuatan dan potensi Turki.

"Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mencapai posisi yang jauh lebih baik dengan memperluas ekonomi Turki dalam hal investasi, produksi, lapangan kerja, dan ekspor," kata Erdogan.

Menyinggung sektor pariwisata, salah satu sumber pendapatan utama negara itu, Erdogan menekankan bahwa Turki menutup tahun 2020 dengan 16 juta wisatawan dan pendapatan USD12,4 miliar di tengah pandemi virus korona.

“Kami akan terus melanjutkan target 75 juta wisatawan di periode mendatang,” tambah dia.


- Seruan pembentukan konstitusi baru

Menyinggung perlunya konstitusi baru, Presiden Erdogan mengatakan konstitusi baru dan sipil tak dapat dihindari lagi, karena itu merupakan tuntutan sejarah serta keadaan global yang terus berkembang.

"Kami menginginkan konstitusi seperti yang diinginkan oleh rakyat kami," tegas dia, seraya menambahkan konstitusi Turki saat ini telah kehilangan validitasnya.

Mendasari bahwa konstitusi baru haruslah konstitusi rakyat, bukan dari oposisi atau pengawasan asing, dia mengatakan bahwa mereka ingin membuat kemajuan pada periode pertama tahun depan dalam penjajakan konstitusi baru.

“Naskah konstitusional baru, yang akan muncul dengan konsensus seluas mungkin, pasti akan diserahkan kepada persetujuan rakyat,” pungkas Erdogan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.