Dunia

Eksklusif: FARC berkomitmen pada perdamaian Kolombia

Mereka yang mengumumkan perlucutan senjata kembali adalah segelintir pemimpi usang, kata pemimpin FARC kepada Anadolu Agency

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 18.09.2019 - Update : 19.09.2019
Eksklusif: FARC berkomitmen pada perdamaian Kolombia Mantan pemimpin Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) Rodrigo Londono Echeverri. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammed Emin Canik, Daniel Salgar Antolinez

BOGOTA, Kolombia

Mantan pemimpin Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang mengumumkan perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia pada 2016, mengatakan lebih dari 95 persen pejuang berkomitmen untuk gencatan senjata.

Rodrigo Londono Echeverri, umumnya dikenal sebagai Timochenco, adalah pemimpin partai politik Pasukan Revolusi Alternatif Umum yang didirikan setelah perjanjian damai dan memiliki akronim yang sama dengan kelompok pemberontak, FARC.

Londono mengatakan kelompok itu akan menghormati perdamaian, terlepas dari pembunuhan di luar hukum para anggotanya atau keputusan mempersenjatai kembali sebuah faksi kecil yang dipimpin oleh mantan anggota kelas berat FARC, Ivan Marquez.

''Adalah ide bagus untuk memulai halaman baru tentang masalah ini. Dalam pemahaman saya, mereka yang telah mengumumkan perlucutan senjata kembali adalah segelintir pemimpi usang yang hanya ingin menyembunyikan kesalahan mereka,'' ujar dia.

''Mereka tidak memiliki proyek atau dampak apa pun pada apa yang kita lakukan. Kami mengatakan kepada pihak FARC, Kolombia dan dunia bahwa kami berpegang teguh pada janji kami karena lebih dari 95 persen dari mereka telah menandatangani perjanjian damai,'' kata Londono.

Menolak persenjataan kembali

Londono merasa kecewa karena dia hidup dan berjuang dengan sebagian besar orang yang mengambil keputusan untuk mempersenjatai kembali.

“Saya dengan tulus menyesali keputusan ini karena Marquez dan Jesus Santrich memainkan peran utama dalam pembicaraan damai di Havana. Sangat disayangkan, bagaimanapun, bahwa keputusan mereka akan merusak konsekuensi dari semua upaya ini,” ujar dia.

Mantan kepala perunding perdamaian FARC Marquez mengatakan dia tidak senang dengan bagaimana Presiden Kolombia Ivan Duque menerapkan perjanjian perdamaian.

Marquez, yang keberadaannya tidak diketahui selama lebih dari setahun, muncul kembali dalam sebuah video berdurasi 32 menit pada akhir Agustus di depan 20 mantan gerilyawan bersenjata untuk mengumumkan awal dari tahap baru perjuangan bersenjata.

Menolak keras permintaan Marquez untuk mempersenjatai diri, Londono mengatakan tidak hanya FARC, tetapi partai-partai politik lainnya di Kolombia, pemerintah dan masyarakat internasional juga menolak keputusan itu. 

‘Kami menginginkan perdamaian’

Londono mengatakan dia menyesalkan pembunuhan anggota FARC yang telah meletakkan senjata mereka.

“Saya berkali-kali mengatakan ini, meskipun mereka membunuh kita, kita berkomitmen untuk perdamaian. Mereka membunuh tidak hanya mantan anggota FARC, tetapi juga aktivis HAM dan lingkungan. Ini adalah konsekuensi dari perang sipil dan masih menjadi masalah yang harus kita atasi,” ujar dia.

Londono mengatakan semua anggota FARC, termasuk Marquez dan semua yang muncul dalam video itu, tahu bahwa perjanjian damai adalah awal dari proses yang sangat kompleks, bukan akhir.

“Kami membicarakannya, menganalisisnya. Kami tahu bahwa kelompok sayap kanan yang menyebabkan kekerasan di Kolombia tidak akan tinggal diam dan menargetkan hidup kami, itu bukan hal yang baru,” tutur dia.

Londono menekankan bahwa pemerintah dan FARC memiliki tanggung jawab untuk mengurangi ketegangan dan menghindari polarisasi di negara itu setelah perkembangan terakhir.

Venezuela mendukung perdamaian di Kolombia

Menguraikan eskalasi ketegangan antara pemerintah Kolombia dan Venezuela, Londono mengatakan Caracas selalu mendukung proses perdamaian Bogota.

Kolombia menuduh Presiden Nicolas Maduro menyembunyikan dan mendukung anggota FARC yang telah mengumumkan perlucutan senjata, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Venezuela.

Menyebut tuduhan semacam itu tidak bertanggung jawab dan oportunistik, Londono mengatakan bahwa mendukung kelompok yang tidak memiliki apa pun untuk dijadikan pegangan tidak membawa keuntungan apa pun bagi Venezuela.

“Anda mungkin suka atau tidak suka pemerintah Venezuela, tapi saya tidak percaya bahwa pemerintah mau mengambil risiko dengan mendukung kelompok bersenjata,” kata dia.

Londono mengatakan Venezuela mendukung proses perdamaian di Kolombia, baik selama pemerintahan mantan Presiden Hugo Chavez dan maupun Maduro.

“Mengapa mereka sekarang mendukung proyek yang berlawanan yang mengarah pada saling membunuh?” tambah dia.

Dukungan untuk perdamaian tumbuh

Londono mengatakan pemerintah yang dibentuk setelah perjanjian damai tidak menunjukkan tanda-tanda komitmen, meskipun pada kenyataannya semakin banyak orang menuntut perdamaian berkelanjutan di Kolombia.

Dia menambahkan bahwa jika lebih banyak orang menyetujui perjanjian itu, akan lebih mudah untuk melawan tantangan di depan.

Nama partai FARC mungkin berubah 

Londono juga mengatakan bahwa nama partai itu mungkin berubah setelah keputusan mempersenjatai kembali beberapa pemberontak.

Dia telah mengusulkan ide tersebut dan anggota partai akan segera memutuskannya selama kongres partai paling awal.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.