Dunia

Bertemu di Moskow, Presiden Rusia dan kanselir Jerman bahas situasi Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan pertamanya ke Moskow sejak dia menjabat sebagai kanselir negara itu

Elena Teslova  | 16.02.2022 - Update : 17.02.2022
Bertemu di Moskow, Presiden Rusia dan kanselir Jerman bahas situasi Ukraina Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) di Moskow, Rusia pada 15 Februari 2022. ( Kremlin Press Office - Anadolu Agency )

MOSKOW

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow untuk pertama kalinya sejak kanselir Jerman itu menjabat.

Membuka pertemuan, Putin mengatakan kedua pemimpin akan menghabiskan banyak waktu dalam pertemuan untuk membahas situasi keamanan di Eropa dan peristiwa di sekitar Ukraina.

"Hari ini, kami akan mencurahkan sebagian besar waktu kami untuk membahas situasi keamanan di Eropa dan diskusi yang sekarang sedang berlangsung secara akut tentang masalah ini, termasuk sehubungan dengan peristiwa di sekitar Ukraina," kata Putin.

Putin mengungkapkan bahwa Jerman adalah pasar ekonomi terbesar Rusia dan salah satu mitra utama di Eropa, meskipun ada pandemi virus korona, omset perdagangan antar negara meningkat 36 persen tahun lalu.

Lebih dari 100 perusahaan Jerman bekerja di Rusia, mereka menginvestasikan lebih dari USD20 miliar dalam ekonomi Rusia sementara Moskow menginvestasikan di atas USD10 miliar ke dalam ekonomi Jerman.

"Kami telah sangat erat terlibat dalam diversifikasi hubungan kami baru-baru ini, dan mereka benar-benar berkembang ke arah yang berbeda. Tetapi, tentu saja, secara tradisional, secara alami, ternyata energi adalah salah satu bidang prioritas," imbuh presiden Rusia.

Putin mencatat bahwa Rusia telah menjadi pemasok sumber daya energi yang andal ke Jerman selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Scholz mengatakan baginya, hubungan Rusia-Jerman adalah "sesuatu yang istimewa, dengan mempertimbangkan sejarah," dan juga hubungan ekonomi yang erat.

"Pada saat ini, ketika situasi yang sulit telah muncul sehubungan dengan perdamaian dan keamanan di Eropa. Sangat penting bahwa hubungan antar negara selalu diselesaikan melalui dialog," imbuh dia.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa mengatakan beberapa pasukannya kembali ke pangkalan mereka karena beberapa pelatihan tempur "akan segera berakhir" sementara latihan militer Rusia-Belarusia skala besar akan berlangsung hingga 20 Februari.

Mengomentari laporan tentang penarikan pasukan Rusia, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada jumpa pers pada Selasa bahwa Ukraina, bersama dengan sekutu Baratnya, berhasil menghentikan "eskalasi lebih lanjut dari krisis saat ini dengan Rusia."

Menurut pejabat Ukraina, Moskow baru-baru ini mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Kremlin dapat merencanakan serangan militer terhadap bekas tetangga Sovietnya.

Rusia membantah sedang bersiap untuk menyerang dan menuduh negara-negara Barat merusak keamanannya melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.

Rusia juga mengeluarkan daftar tuntutan keamanan ke Barat, termasuk mundurnya pengerahan pasukan dari beberapa negara bekas Soviet dan jaminan bahwa beberapa negara tersebut tidak akan bergabung dengan NATO.

Dalam tanggapan tertulis atas tuntutan tersebut, Washington mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menegakkan "kebijakan pintu terbuka" NATO, sementara NATO juga menyampaikan jawaban aliansi itu sendiri "secara paralel dengan Amerika Serikat."

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.