Bentrokan demonstran-polisi meletus di Paris
Insiden terjadi ketika ribuan orang berkumpul di Paris memperingati kematian Adama Traore, seorang pria kulit hitam yang meninggal ketika ditangkap polisi pada 2016.

Ankara
Yusuf Ozcan
PARIS
Bentrokan antara polisi dan demonstran meletus di ibu kota Prancis pada Selasa.
Insiden terjadi ketika ribuan orang berkumpul di Paris memperingati kematian Adama Traore, seorang pria kulit hitam yang meninggal ketika ditangkap polisi pada 2016.
Meskipun Paris masih memberlakukan karantina wilayah karena pandemi Covid-19, warga tetap berkumpul di depan gedung pengadilan untuk memprotes kebrutalan polisi.
Polisi menembakkan gas air mata terhadap para demonstran ketika protes berubah menjadi kekerasan.
Sumber-sumber kepolisian memperkirakan bahwa sekitar 20.000 orang mengikuti unjuk rasa tersebut.
Demonstran dari gerakan Rompi Kuning juga turut berpartisipasi.
"Hari ini kami menunjukkan solidaritas kami untuk Adama Traore dan George Floyd," kata Assa Traore, saudara perempuan Adama, saat berpidato dalam unjuk rasa.
Floyd, seorang pria kulit hitam asal Minnesota, Amerika Serikat, meninggal pada 25 Mei setelah ditangkap dan menjadi korban kekerasan polisi kulit putih.
Insiden itu telah memantik amarah dan memicu aksi protes nasional di seluruh AS.
Sedangkan Traore, yang tidak memiliki catatan kriminal, ditangkap pada Juli 2016 di pinggiran Beaumont-sur-Oise.
Sama halnya dengan Floyd, polisi menindihnya hingga tak sadarkan diri dan membawanya ke kantor polisi.
Traore akhirnya menghembuskan napas terakhir sesampainya di kantor polisi.
Pasca-tewasnya Traore, beberapa anggota keluarganya ditangkap dan kerusuhan meletus di pinggiran kota setelah jaksa menyimpulkan bahwa Traore meninggal karena serangan jantung bukan karena kekerasan polisi.
Hingga saat ini, baik polisi maupun pengadilan tidak pernah mengungkapkan hasil penyelidikan dari kasus Traore.