Bencana bayangi Somalia setelah banyak warga lari dari konflik
- Sebanyak 320.000 warga Somalia melarikan diri dari konflik pada 2018, jumlah tertinggi dalam 4 tahun

Nayrobi
Magdalene Mukami
NAIROBI
Sebuah organisasi non-pemerintah memperingatkan bencana yang akan datang kepada Somalia akibat jumlah warga sipil yang melarikan diri dari konflik tahun lalu melonjak hingga 320.000, jumlah tertinggi dalam empat tahun.
Laporan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) yang dirilis pada Rabu mengatakan jumlah ini naik dari 202.000 orang yang mengungsi pada 2017.
"Kami khawatir dengan peningkatan tajam dalam jumlah warga sipil yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di Somalia. Konflik semakin buruk bagi warga sipil, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Jika tren yang mengkhawatirkan terus berlanjut, ini bisa mengarah pada malapetaka,” kata Evelyn Aero, penasihat regional organisasi itu, dalam sebuah pernyataan
Sebagian besar orang yang melarikan diri dari konflik berasal dari wilayah Lower Shabelle, Somalia.
Dia memperingatkan bahwa para pengungsi itu tinggal di kamp-kamp yang padat di mana layanan kesehatan buruk dan negara-negara seperti Kenya yang menyediakan perlindungan bagi warga Somalia tidak lagi mendaftarkan pengungsi baru.
“Keluarga-keluarga ini berlindung di kamp-kamp yang penuh sesak dan tinggal di tempat penampungan yang rapuh. Mereka rentan terhadap malaria, penggusuran, rasa tidak aman dan kekerasan berbasis gender. Anak kecil sangat rentan terhadap kekurangan gizi dan penyakit. Mereka sangat membutuhkan lebih banyak bantuan untuk bertahan hidup,” ujar Aero .
Banyak juga dari mereka yang mengungsi karena kekeringan, penggusuran dan banjir. Lembaga kemanusiaan PBB membutuhkan USD1,08 miliar untuk Somalia pada 2019, sejauh ini baru USD67 juta dana yang terkumpul.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.