Bayi 8 bulan jadi korban serangan Israel di Gaza
Leila meninggal dunia setelah terkena gas air mata yang dilemparkan pasukan Israel

Gazze
Nour Mahd Ali Abu Aisha, Zeynep Tüfekçi
GAZA
Bayi berusia delapan bulan bernama Leila menjadi salah satu korban tewas dalam serangan Israel yang menargetkan warga Palestina yang mengikuti demonstrasi damai di Gaza pada Senin.
Senin lalu, Israel melakukan pembantaian terhadap warga Palestina yang melancarkan demonstrasi damai untuk memprotes pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat ke Yerusalem di perbatasan Gaza.
Leila meninggal dunia setelah terkena gas air mata yang dilemparkan pasukan Israel.
Ibu Leila, Maryam al-Ghandour, kepada Anadolu Agency mengungkapkan hari itu sang kakak membawa Leila ke tempat nenek mereka di perbatasan Gaza, tempat berlangsungnya aksi unjuk rasa tersebut.
Setelah terkena gas air mata, nenek Leila Heyam Umar melarikan Leila ke rumah sakit namun bayi itu tidak tertolong.
"Ketika pasukan pendudukan [Israel] mulai melemparkan bom gas air mata, saya mencoba melindunginya, membawanya pulang, tapi warna kulitnya sudah berubah. Saya lari ke rumah sakit, namun dokter mengatakan dia sudah syahid karena bom gas air mata," ungkap Umar.
Umar menuntut Israel bertanggung jawab atas pembantaian orang-orang Palestina yang melakukan demonstrasi damai.
Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa-Mediterrania (Euro-Med) dalam sebuah pernyataan mengatakan, zat yang digunakan dalam gas air mata yang digunakan oleh militer Israel menyebabkan korban bergetar, tegang otot dan saraf, pingsan dan peradangan di paru-paru.
Setidaknya 62 warga Palestina tewas dan ribuan orang lainnya luka-luka akibat tembakan Israel dalam aksi protes pada Senin
Ribuan warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza sejak Senin untuk berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa memperingati Nakba dan memprotes pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Sejak awal aksi demonstrasi pada 30 Maret, sudah lebih dari 100 demonstran Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.