Dunia, Ekonomi

Bank Indonesia: Penurunan bunga The Fed sesuai prediksi

Bank Indonesia memperkirakan penurunan bunga the Fed akan semakin mendorong dana asing masuk ke pasar keuangan Indonesia

Umar İdris  | 31.10.2019 - Update : 01.11.2019
Bank Indonesia: Penurunan bunga The Fed sesuai prediksi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti saat wawancara dengan Anadolu Agency di Bank Indonesia, Jakarta, Indonesia pada Jumat 20 September 2019. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini, Rabu (30/10).

The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis points menjadi 1,50%-1,75% untuk membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) meskipun ada perlambatan ekonomi global.

Bank Indonesia mengatakan penurunan suku bunga the Fed tersebut sesuai dengan prediksi. Bank Indonesia telah mengantisipasi penurunan tersebut dan bersiap dengan dampak turunannya, yakni masuknya dana asing atau inflow ke pasar keuangan Indonesia.

"Penurunan bunga The Fed sesuai dengan perkiraan kami," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, kepada Anadolu Agency, Kamis.

Destry mengatakan tiga pendorong inflow masih akan mengalir ke Indonesia.

Pertama, Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen dan inflasi yang terkendali sekitar 3,5 persen.

Kedua, fundamental ekonomi masih cukup baik, baik dari sisi moneter maupun fiskal. "Ketiga imbal hasil asset denominasi Rupiah masih relatif menarik dibandingkan dengan peersnya," kata Destry.

Baca juga: Wawancara khusus dengan Destry Damayanti

Rupiah menguat

Penurunan suku bunga the Fed menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat. Kini Rupiah hampir menyentuh level psikologis Rp14.000 per dollar AS.

Pada Kamis pagi, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Rupiah di posisi Rp14.008, menguat dari sehari sebelumnya yang masih di posisi Rp14.044 per dollar AS.

Di awal perdagangan Kamis pagi, Rupiah sempat meninggalkan level psikologis Rp14.000, yakni di posisi Rp13.990. Namun Kamis siang menjelang penutupan perdagangan, Rupiah kembali melemah ke posisi Rp14.030.

Destry mengatakan penguatan Rupiah pada hari ini bukan karena operasi moneter Bank Indonesia. "Itu karena pergerakan pasar, real market," kata Destry.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.