Gulsen Topcu

SANAA

Pemerintah Yaman mengizinkan dimulainya penerbangan dari Bandara Internasional Sanaa yang berada di bawah kendali kelompok pemberontak Houthi.

Setelah larangan penerbangan yang diterapkan pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi selama lebih dari 1,5 tahun, pemerintah menyetujui bandara tersebut dibuka untuk transportasi pasien yang membutuhkan perawatan di luar negeri.

Menteri Luar Negeri Yaman Abdel-Malek al-Mekhlafi dalam cuitannya di Twitter pada Senin menyatakan telah membahas soal penerbangan dari Bandara Sana dengan Koordinator Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Lise Grande.

Mekhlafi mengatakan bahwa keputusan ini akan dilakukan di bawah koordinasi dengan PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan hanya akan mencakup pasien yang akan ke luar negeri.

Rincian dari langkah yang diambil untuk meringankan beban rakyat Yaman ini akan diumumkan dalam waktu dekat, tambah dia.

Sementara itu, pasukan koalisi belum memberikan pernyataan terkait keputusan pemerintah Yaman ini.

Pasukan koalisi di bawah pimpinan Arab Saudi menerapkan larangan penerbangan di Bandara Internasional Sanaa pada Agustus 2016. Koalisi menyatakan bahwa pesawat bantuan PBB tidak termasuk dalam larangan tersebut.

Pemerintah Yaman dan pasukan koalisi mengklaim Houthi menggunakan bandara Sanaa untuk memasok senjata dari Iran.

Yaman dilanda perang saudara sejak 2014, ketika kelompok pemberontak Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah negara, sehingga memaksa pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melarikan diri ke Arab Saudi.

Pada 2015, Arab Saudi dan sekutunya melancarkan kampanye udara besar-besaran untuk menggulingkan pertahanan Houthi.

Menurut PBB, perang saudara Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa dan menyebabkan lebih dari 11 persen dari keseluruhan populasi mengungsi.