AS kecam pernyataan ancaman oleh diaspora Armenia terhadap PM Armenia Pashinyan
‘Kami selalu mengutuk ancaman terhadap pejabat pemerintah, atau segala upaya untuk menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara sah,’ kata jubir kemlu AS

WASHINGTON
Amerika Serikat (AS) pada Senin mengatakan pihaknya mengutuk ancaman terhadap pejabat pemerintah Armenia, menyusul pernyataan ketua kelompok Armenia yang berbasis di AS yang menyarankan tindakan terhadap perdana menteri Armenia.
“Kami selalu mengutuk ancaman terhadap pejabat pemerintah, atau segala upaya untuk menggulingkan pemerintah yang dipilih secara sah,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menanggapi pertanyaan dari wartawan Anadolu.
Dalam sebuah postingan di Facebook pada Minggu, Aram Suren Hamparian, direktur eksekutif Komite Nasional Armenia Amerika (ANCA), menyampaikan kritik terhadap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan atas situasi di Karabakh.
Hamparian juga menyarankan agar pasukan keamanan mengambil tindakan terhadap Pashinyan, seperti yang dia katakan, “seorang warga Armenia yang menjaga Pashinyan lebih menghargai jiwanya daripada gajinya.”
“Bertahun-tahun dari sekarang, anak-anak yang belum lahir akan bertanya kepada kakek mereka: ‘Babig, apa yang kamu lakukan ketika Artsakh diserang? Apakah kamu membela tanah air kami, apakah kamu melindungi rakyat kami?'” tulis Hamparian, mengungkapkan wilayah Karabakh yang diakui secara internasional sebagai wilayah milik Azerbaijan.
“Terlalu banyak – banyak di antara mereka adalah polisi yang mendapat banyak bonus uang saat ini – yang akan tertunduk malu dan menggumamkan kebohongan atau mengakui: 'Saya membela Nikol Pashinyan ketimbang rakyatnya sendiri',” kata Hamparian.
Postingan Hamparian itu memicu perdebatan di kalangan pengguna media sosial, salah satu pengguna menyatakan dukungannya terhadap Pashinyan dengan menyatakan, "Anda menghasut Pashinyan, yang melakukan yang terbaik untuk menemukan solusi damai bagi Artsakh (Karabakh)."
Pekan lalu, setelah adanya provokasi yang dilakukan pasukan Armenia di Karabakh, Azerbaijan mengatakan telah meluncurkan operasi "kontra-terorisme" di wilayah tersebut untuk menegakkan perjanjian perdamaian trilateral pada 2020 dengan Rusia dan Armenia.
Pada musim gugur tahun 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa wilayah dari pendudukan tentara Armenia dalam 44 hari peperangan.
Perang berakhir pada bulan November pasca kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.
Namun ketegangan antara kedua negara terus berlanjut meski ada pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan perdamaian jangka panjang.
Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan akan bertemu pada 5 Oktober di kota Granada, Spanyol untuk membahas penandatanganan perjanjian damai antara kedua negara.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.