AS, China teken kesepakatan perdagangan fase satu
Perjanjian menjadi tonggak sejarah dalam perang perdagangan antara dua penguasa ekonomi dunia yang berlangsung lebih dari dua tahun

Washington DC
Michael Hernandez
WASHINGTON
Amerika Serikat dan China menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu pada Rabu, yang menjadi tonggak sejarah dalam perang dagang antara kedua negara yang berlangsung lebih dari dua tahun.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He selama upacara Gedung Putih yang dihadiri oleh banyak pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis.
Dalam sambutannya, Trump menyebut perjanjian awal itu sebagai langkah penting yang belum pernah diambil sebelumnya dengan China.
"Selama beberapa dekade, pekerja, petani, peternak dan inovator Amerika telah dirugikan oleh perdagangan tidak adil dengan China," ujar dia.
Trump merujuk pada kebijakan Beijing untuk memaksa perusahaan-perusahaan Amerika mentransfer pengetahuan teknologi rahasia untuk melakukan bisnis di China.
"Sekarang upaya kami telah menghasilkan kesepakatan transformatif yang akan membawa manfaat luar biasa bagi kedua negara," tambah dia.
Presiden China Xi Jinping mengatakan dalam sebuah surat yang dibacakan dengan lantang oleh Liu bahwa kesimpulan dari perjanjian awal baik untuk China, AS dan seluruh dunia.
"Ini juga menunjukkan bahwa kedua negara kita memiliki kemampuan untuk bertindak atas dasar kesetaraan dan saling menghormati serta bekerja melalui dialog dan konsultasi untuk menangani dan menyelesaikan masalah yang relevan secara efektif," kata Xi dalam suratnya.
Dia juga mencatat bahwa fokus Washington dan Beijing sekarang bergeser ke implementasi.
Perang dagang AS-China telah mengguncang pasar internasional karena dikhawatirkan akan memicu perlambatan global.
Hal ini menjadi masalah bagi Washington karena ketidakseimbangan perdagangan yang miring dengan China.
Menurut Kantor Perwakilan Dagang, AS mengalami defisit perdagangan USD378,6 miliar dengan China pada 2018.
Washington juga memiliki kekhawatiran akan pencurian kekayaan intelektual akibat kebijakan yang diklaim pemerintah sebagai transfer teknologi paksa Beijing.
Menurut Gedung Putih, China setuju untuk melakukan reformasi signifikan sebagai bagian dari kesepakatan, termasuk meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual dan mengakhiri transfer teknologi paksa.
"China lebih jauh berjanji untuk melakukan pembelian barang dan jasa Amerika di tahun-tahun yang akan datang," kata kantor kepresidenan AS.
Perjanjian tersebut membentuk mekanisme bagi para pihak untuk menyelesaikan perselisihan selama implementasinya.
Trump telah memberlakukan gelombang tarif untuk barang-barang China dan begitu pula sebaliknya.
Hingga saat ini, AS telah mengenakan tarif sekitar USD360 miliar pada impor China.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.