Politik, Dunia, Budaya

Wali kota London Sadiq Khan: Bahasa politisi di Inggris picu kekerasan sayap kanan

Walikota London Khan mengevaluasi tindakan yang diambil terhadap kelompok sayap kanan di negaranya

Behlul Cetinkaya  | 15.08.2024 - Update : 20.08.2024
Wali kota London Sadiq Khan: Bahasa politisi di Inggris picu kekerasan sayap kanan

ISTANBUL

Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu, Walikota London Sadiq Khan mengungkapkan bahwa bahasa yang digunakan para politisi di Inggris memicu kekerasan orang-orang sayap kanan di Inggris.

“Saya takut ketika politisi arus utama menggunakan kata-kata seperti, dengan koma terbalik, invasi, jika menyangkut migran, menggunakan kata-kata seperti, ini adalah negara Islam, atau kata-kata seperti, London dijalankan oleh kelompok Islamis, dan itulah yang dikatakan oleh para politisi-politisi konservatif senior. Hal ini mengarah pada dehumanisasi umat Islam, dehumanisasi terhadap pencari suaka, pengungsi dan migran. Mereka tidak menganggap kami manusia, mereka menganggap kami tidak manusiawi." kata Khan.

“Itulah mengapa saya pikir politisi mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan bahasa dengan hati-hati, karena konsekuensinya membuat umat Islam menjadi takut,” imbuh dia.

Khan mengevaluasi tindakan yang diambil terhadap kelompok sayap kanan di kota tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil di media sosial untuk melawan kebencian dan kekerasan, dan dampak dari bahasa yang digunakan oleh politisi terhadap tindakan ekstremis sayap kanan.

Khan menunjukkan bahwa ekstremis sayap kanan menargetkan Muslim dan orang kulit berwarna setelah penikaman Southport yang menewaskan 3 anak.

“Mereka menyerang sebuah masjid, mereka mencoba menyerang masjid lain. Kami tahu orang-orang yang berada di dalam mobil telah dihentikan dan dijadikan sasaran untuk mengetahui apakah mereka Muslim. Kami tahu sebuah asrama yang menampung para pencari suaka dibakar.” komentar Khan.

Mengacu pada pertemuannya dengan para pemimpin komunitas Muslim, Khan mencatat bahwa “Para pemimpin yang baru saja saya ajak bicara di meja bundar, jemaah mereka ketakutan. Banyak orang tua yang anaknya kembali bersekolah merasa takut. Dan tugas saya sebagai wali kota, bekerja sama dengan polisi, bekerja sama dengan pemerintah, bekerja sama dengan warga London, adalah memastikan warga London, khususnya yang beragama Islam, tidak hanya aman, namun mereka juga merasa aman. Karena mereka adalah warga negara Inggris, mereka tidak melanggar hukum, tidak melakukan kesalahan apa pun, dan mereka merasa takut.”

"Dan itu tidak benar. Saya tahu bahwa saya menjadi sasaran karena saya seorang Muslim. Saya mengetahui hal ini karena saya mendapat perlindungan polisi,” ujar dia.

Khan juga mengomentari sifat serangan yang tidak pandang bulu, dengan menyatakan bahwa "Anda tahu, para rasis ini, para ekstremis ini, tidak membeda-bedakan antara Muslim ini dan Muslim itu. Kita semua adalah targetnya."

“Apa yang akan saya katakan kepada perusahaan media sosial, kecuali Anda sendiri yang bertanggung jawab, jangan kaget jika ada peraturannya.” kata Khan tentang penggunaan media sosial untuk menyebarkan kekerasan sayap kanan.

Khan mengamati bahwa kejahatan rasial seperti Rasisme, Islamofobia, dan Anti-Semitisme diperkuat oleh anggapan bahwa lingkungan media sosial “tidak ada aturan”.

"Sayangnya, informasi yang salah tentang kebencian ini semakin membesar di media sosial dan menyebar sebelum ada kesempatan untuk membantahnya. Sayangnya, media sosial memberi kesan sebagai lingkungan tanpa aturan.”

“Aturan tidak berlaku bagi mereka, dan aturan tersebut harus diterapkan kepada mereka jika ada misinformasi, disinformasi, hasutan kebencian, dan pelanggaran pidana,” tukas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.