
Regional
Shenny Fierdha
JAKARTA
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia "Memperkokoh Landasan Keislaman Nasionalisme Indonesia" yang diadakan pada 13-14 Juli di Hotel Borobudur Jakarta.
Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) ini membahas nasionalisme dan peran Islam dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa. Acara ini merupakan bentuk respon atas munculnya gerakan-gerakan Islam radikal yang mengkhawatirkan yang dapat mengancam kesatuan Indonesia terlebih Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman.
"Marilah kita bersama menyadari bahwa negara kita betul sangat beragam. Beda budaya, adat. Bayangkan kita punya 714 suku yang berbeda-beda dan 17.000 pulau. Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita bangsa Indonesia," kata Jokowi, panggilan akrab presiden ketujuh Indonesia tersebut, saat memberikan sambutan pada Kamis (13/7).
"Saya mengajak umat Islam Indonesia untuk menjaga semangat tolong-menolong guna mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Tidak boleh di antara kita yang punya agenda politik lain yang mau meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak boleh ada agenda yang mengganti Pancasila."
Terkait peran ulama dalam menjaga kesatuan Indonesia, Presiden mengatakan bahwa ulama diharapkan dapat menuntun umat untuk terus menjaga silaturahmi dan kerukunan sebab "Indonesia selalu ditantang untuk mengelola kemajemukan, kebhinekaan kita."
Meski demikian, Jokowi tidak menutup mata terhadap konflik atau keributan menyangkut agama atau ras tertentu yang belakangan ini sering melanda negeri.
"Gesekan sedikit tidak apa-apa toh namanya juga hidup. Kalau hidup lurus saja tidak menarik," ungkapnya.
Selain itu, ia juga menghimbau pentingnya mewujudkan Islam yang santun dan cinta damai serta menghargai perbedaan. Menurutnya, Islam yang radikal bukanlah agama Islam seperti yang diajarkan Majelis Ulama Indonesia, dan bukan pula Islamnya bangsa Indonesia.
Selain Presiden Jokowi, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan, juga turut menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Terdapat lebih dari 300 orang ulama, kyai, dan tokoh agama serta tokoh kemasyarakatan lainnya yang menghadiri Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.