Dunia, Budaya

Peringati Hari Kemanusiaan Dunia, Badan-badan PBB desak perlindungan pekerja kemanusiaan di tengah rekor kematian

Badan-badan internasional memperingatkan tentang tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mendesak pemerintah untuk memastikan akuntabilitas, melindungi mereka yang berada di garis depan krisis

Beyza Binnur Donmez  | 19.08.2025 - Update : 19.08.2025
Peringati Hari Kemanusiaan Dunia, Badan-badan PBB desak perlindungan pekerja kemanusiaan di tengah rekor kematian

JENEWA

Badan-badan PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan pada Selasa memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia dengan seruan-seruan mendesak untuk melindungi para pekerja bantuan kemanusiaan, dan mereka memperingatkan tentang jumlah serangan yang mengakibatkan ribuan orang meninggal dan terluka di seluruh dunia.

Menurut kantor kemanusiaan PBB (OCHA), 383 pekerja bantuan tewas pada tahun 2024, sementara data sementara dari Basis Data Keamanan Pekerja Bantuan telah mencatat 265 kematian hingga pertengahan Agustus tahun ini.

Christian Lindmeier, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa kekerasan terhadap layanan kesehatan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan pada tahun 2025.

"Sejak awal tahun ini, WHO telah memverifikasi 821 serangan kesehatan di seluruh wilayah dunia, dengan 1.121 kematian dan 645 cedera di kalangan tenaga kesehatan dan pasien di 16 negara atau wilayah sepanjang tahun ini," tutur dia.

Negara-negara yang paling terkena dampaknya adalah Ukraina, dengan 325 serangan yang mengakibatkan 10 kematian dan 114 cedera; wilayah Palestina yang diduduki, dengan 304 serangan yang mengakibatkan 61 kematian dan 165 cedera; Republik Demokratik Kongo, dengan 38 serangan dan delapan cedera; Sudan, dengan 38 serangan yang menyebabkan 933 kematian dan 148 cedera; dan Myanmar, dengan 33 serangan yang mengakibatkan 51 kematian dan 90 cedera.

"Mari kita perjelas, setiap serangan terhadap kesehatan sudah terlalu banyak," kata Lindmeier, sambil menambahkan bahwa pada tahun 2024, WHO mencatat 1.647 serangan terhadap layanan kesehatan dari 16 negara atau wilayah, dengan hampir 1.000 kematian dan 1.779 cedera.

Dia mengimbau "semua pihak untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab dalam hal hukum, operasional, dan kebijakan guna mencegah dan melindungi dari serangan serta menjamin hak atas kesehatan."

Kantor hak asasi manusia PBB juga memperingati hari tersebut dengan memberikan penghormatan kepada mereka yang berada di garis depan.

Juru bicara kantor HAM PBB Thameen Al-Kheetan mengutip pernyataan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Volker Turk, "Kami tidak akan pernah berhenti mendesak agar pemerintah bekerja sama untuk memastikan akses kemanusiaan penuh bagi orang-orang yang membutuhkan, dan agar ada pertanggungjawaban atas pelanggaran berat hak asasi manusia internasional dan pelanggaran hukum humaniter internasional."

“Pekerja kemanusiaan dan personel PBB harus dilindungi,” tambah Turk.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga mengeluarkan pernyataan bersama yang menggarisbawahi banyaknya korban jiwa yang dihadapi oleh pekerja bantuan.

Pada tahun 2025 saja, 18 staf dan relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional tewas saat menjalankan tugas penyelamatan nyawa di Gaza, Sudan, Sudan Selatan, Iran, Ethiopia, dan Republik Demokratik Kongo, kata pernyataan itu.

"Menargetkan organisasi kemanusiaan secara sengaja melalui informasi palsu dan berbahaya justru menambah ancaman yang dihadapi para pekerja kemanusiaan, terutama dengan menggambarkan mereka sebagai target yang sah," tambah ICRC.

Pernyataan tersebut mendesak pemerintah untuk mendukung Deklarasi Perlindungan Personel Kemanusiaan, dengan mengatakan: "Aturan perang sudah jelas: personel kemanusiaan harus dihormati dan dilindungi. Setiap serangan merupakan pengkhianatan berat terhadap kemanusiaan."

Di platform media sosial AS, X, Direktur Jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Amy Pope menyampaikan seruan tersebut: "Mereka (pekerja kemanusiaan) tidak memihak – mereka menyelamatkan nyawa. Namun, mereka terlalu sering dibiarkan tanpa perlindungan."

"Keselamatan mereka tidak bisa dinegosiasikan," tegas dia.

Diperingati setiap tahun pada tanggal 19 Agustus, hari ini memperingati para staf kemanusiaan yang gugur atau terluka saat bertugas dan menghormati mereka yang terus memberikan bantuan yang menyelamatkan jiwa meskipun menghadapi risiko.

Hari ini ditetapkan oleh PBB pada tahun 2008 untuk mengenang pengeboman kantor pusatnya di Baghdad pada tahun 2003, yang menewaskan 22 pekerja kemanusiaan, termasuk perwakilan khusus PBB untuk Irak, Sergio Vieira de Mello.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın