Budaya

Nonton bareng film prasejarah, arkeologi tak lagi jadi 'misteri'

Pemutaran "Gambar Cadas dari Masa Prasejarah di Indonesia" diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk mengunjungi museum

23.07.2017 - Update : 24.07.2017
Nonton bareng film prasejarah, arkeologi tak lagi jadi 'misteri' BOGOR, INDONESIA, 22 JULI: Pemutaran film gratis berjudul 'Gambar Cadas dari Masa Prasejarah di Indonesia' di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia di Bogor, 22 Juli 2017. (Shenny Fierdha - Anadolu Agency)

Regional

Shenny Fierdha

BOGOR, Indonesia

Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain) menyelenggarakan acara nonton bareng komunitas bertajuk "Gambar Cadas dari Masa Prasejarah di Indonesia" pada Sabtu di Bogor, Jawa Barat.

Museum yang dulunya dikenal sebagai Museum Etnobotani ini memutar film yang berkisah tentang gambar atau lukisan yang dibuat di dinding maupun langit-langit goa oleh manusia prasejarah di Indonesia. Acara ini berhasil menyedot lebih dari 150 orang dari berbagai kalangan termasuk pelajar, keluarga, dan komunitas seperti Jelajah Budaya, Backpacker Jakarta, dan Masyarakat Cinta Bogor.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program "Night at the Museum" yang diadakan oleh Munasain untuk menarik masyarakat agar kembali mengunjungi museum dan mempelajari sejarah alam bangsa dalam kemasan yang interaktif.

"Juga untuk diseminasi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati dan melestarikan pengetahuan etnobotani itu sendiri," kata peneliti etnobotani Vera Sihotang saat ditemui Anadolu Agency di museum hari itu.

Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk lebih mempopulerkan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), lembaga yang didedikasikan untuk arkeologi nusantara yang didirikan pada 1976.

IAAI akan mengadakan kongres di Bogor pada 24-27 Juli mendatang yang akan dihadiri oleh sekitar 400 arkeolog Indonesia. Acara nonton bareng ini pun masih merupakan salah satu rangkaian acara kongres IAAI sehingga tema film yang diambil sengaja yang sarat muatan arkeologi.

"Banyak orang memandang dunia arkeologi sebagai misteri karena [arkeologi] sering dibungkus dengan hal-hal mistis atau tidak logis [seperti mitos]. Misalnya, ada yang bilang bahwa Gunung Padang mengandung emas sekian ton. Saya meneliti di sana sejak 1985 tapi tidak pernah menemukan emas sedikitpun. Tapi justru itu membuat arkeologi populer dan seksi,” kata Ketua IAAI Yunus Satrio.

Tak hanya pemutaran film, acara ini juga menampilkan pertunjukan wayang golek oleh Paguyuban Asep Sedunia.

Acara nonton gratis yang dimulai pada pukul 19.00 WIB dan berakhir pukul 21.30 WIB ini terselenggara berkat kerjasama antara Munasain dengan IAAI serta Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın