Budaya

Lebih dari 6 juta wanita Indonesia perokok aktif

Jumlah perokok wanita di dunia meningkat, sementara laki-laki yang merokok malah menurun, kata WHO

01.08.2017 - Update : 02.08.2017
Lebih dari 6 juta wanita Indonesia perokok aktif Ilustrasi: Jumlah perokok wanita kini semakin meningkat (Sefa Karacan - Anadolu Agency)

Regional

Muhammad Latief 

JAKARTA 

Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang perokok wanita di Indonesia menunjukkan bahwa perokok perempuan di Indonesia tahun 2017 mengalami peningkatan signifikan dari sebelumnya. Data ini dibuka oleh Koordinator Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau Deni Wahyudi Kurniawan, Selasa.

Deni menyebut, selama lima tahun belakangan, banyaknya perempuan Indonesia yang merokok meroket 4 kali lipat. Jika pada 1995 atau 20 tahun lalu dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 4 orang di antaranya adalah perokok, maka pada 2016 dari 100 orang perempuan Indonesia 7 di antaranya adalah perokok aktif. Angka ini dipastikan terus meningkat tahun ini.

“Tahun lalu, diperkirakan 6,3 juta perempuan Indonesia yang merokok,” kata Deni.

Salah satu penyebabnya, produsen rokok kini menyasar konsumer perempuan, kata Ketua Bidang Kemasyarakatan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (NA), Khotimatul Susanti, di hari yang sama. NA sendiri adalah sayap yang mengurusi permasalahan perempuan dari Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Dikatakan Susanti, belakangan semakin banyak produk rokok yang tampil dengan kemasan dan iklan yang agresif dan menggoda, sehingga menarik bagi wanita. 

Dia lantas menyebut dua contoh, “British American Tobacco memproduksi rokok dengan kemasan warna-warni yang ‘sangat perempuan’. Camel [merek dagang kepunyaan R.J Reynolds] juga ada produk yang khusus menyasar kaum perempuan.” Merek yang belakangan disebut memasang iklan di sejumlah majalah fashion seperti Vogue.

Secara umum, kata Susanti, selain warnanya yang cerah, kemasan rokok dihiasi berbagai ornamen yang memberi kesan bahwa rokok tersebut ditujukan khusus bagi perempuan. Varian rasanya juga lebih ringan, seperti mentol. 

 

Ikut tren dunia

Tren ini sesuai dengan riset dari WHO yang menyebut penggunaan produk tembakau di kalangan kaum hawa meningkat di kalangan perempuan, sementara di kalangan laki-laki malah menurun.

Deni mengatakan, kecenderungan perempuan merokok disebabkan oleh gaya hidup. Modernisasi membuat status wanita berubah secara sosial dan budaya. Selain itu, kata Deni lagi, industri rokok menjadikan mereka sebagai target karena peluang pasarnya masih besar. 

“Di Indonesia, selisih antara perokok perempuan dan laki-laki besar. Industri menyasar mereka sampai terjadi keseimbangan,” terang Deni yang berkata bahwa di seluruh dunia, “jumlah perempuan yang merokok mencapai 20 persen dari 1 miliar perokok”.

WHO menyebut, 22 persen perempuan di negara maju dan 9 persen di negara berkembang rutin merokok setiap hari.

Data kematian dini perempuan yang diakibatkan oleh rokok di Indonesia juga terbilang tinggi. Susanti menyebutkan, angka ini mencapai 47 persen dari total 600.000 kematian.

“Parahnya, perokok perempuan sering menolak persuasi bahaya rokok. Mengalihkan kenyataan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan secara jangka panjang,” keluh Susanti. 

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın