Analisis, Nasional

EDITORIAL - Habis Covid-19 terbitlah Revolusi Industri 4.0

Kita dapat merasakan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa kita lebih cepat beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0, terutama dalam bidang perdagangan, transportasi, kerja, kesehatan, pendidikan dan sosial

Dandy Koswaraputra  | 11.05.2020 - Update : 28.06.2021
EDITORIAL - Habis Covid-19 terbitlah Revolusi Industri 4.0 Ilustrasi: Visualisasi virus korona jenis baru. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Membuat analogi – untuk judul tulisan ini – dengan memelesetkan kalimat dalam sampul buku legendaris karya tokoh perempuan Indonesia, R.A. Kartini, “Habis Gelap Terbitlah Terang”, tidak sepenuhnya pas memang.

Pasalnya, kita belum tahu akhir cerita dari bencana pandemi Covid-19 ini. Sementara fenomena Revolusi Industri 4.0 sudah merambah ke dalam kehidupan masyarakat jauh sebelum pandemi ini muncul.

Tetapi poin yang ingin ditunjukkan oleh tulisan ini adalah adanya kenyataan bahwa wabah korona ini telah menyadarkan banyak orang Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi sebagai cara “bertahan hidup”.

Covid-19 telah mempercepat kita beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. Virus korona tengah membawa kita memasuki “normal baru”. Termasuk cara berpikir baru.

Lihat saja hari-hari ini, para ibu rumah tangga yang biasa gemar berbelanja di pasar-pasar tradisional atau supermarket sekarang mulai terbiasa membeli kebutuhan pokok melalui media daring.

Mak-mak pun “dipaksa” tercemplung ke dalam pusaran internet of things (IoT).

Bukan soal para ibu itu sudah tidak norak lagi menggunakan aplikasi, tetapi lebih kepada keberhasilan memutus rantai pasokan (supply chains).

Selama ini konsumen dan produsen “tidak bertemu langsung”. Mereka “dipertemukan” oleh trader. Para trader lah yang menguasai jalur distribusi.

Karena para trader yang menguasai jalur distribusi maka merekalah yang menentukan harga. Peran dominan trader ini sebenarnya terjadi di hampir semua sektor kehidupan.

Efek positif pandemik korona ini menciptakan jalur distribusi baru. Produsen “bertemu langsung” dengan konsumen melalui media daring.

Dengan begitu, produsen menikmati harga yang lebih bagus, sebaliknya konsumen bisa membeli dengan harga lebih murah. Covid-19 telah mengubah pola konsumsi dan pola distribusi.

Selain ibu-ibu, para pegawai yang sedang WFH juga merasakan pengalaman baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Ternyata, kerja dari rumah bisa lebih produktif, lebih fleksibel, lebih cepat, bahkan lebih efisien.

Berangkat ke “kantor” menjadi kurang dari 5 menit. Rapat rutin internal hanya tinggal klik aplikasi video call. Pertemuan lintas kantor juga dilakukan secara virtual tanpa harus terganggu kemacetan lalu lintas.

Tidak hanya antar kantor, kita semakin terbiasa dengan video-conference lintas kota dan bahkan lintas negara.

Dunia pendidikan juga sama. Cara belajar peserta didik dan cara mengajar para gurunya tingkat SD hingga SMA saat pandemi Covid-19 berubah total.

Proses belajar mengajar serentak dilakukan dengan cara daring. Murid menjawab pertanyaan soal-soal ujian hanya dengan menggunakan jarinya di ponsel pintar.

Sekarang para dosen perguruan tinggi harus mulai menyiapkan materi kuliah dengan metode virtual, termasuk membuat sistem penilaian perkembangan akademis mahasiswanya.

Covid-19 juga mengubah cara kita memelihara kesehatan. Setelah lahir aplikasi yang mempermudah kita membeli produk kesehatan secara online, sekarang muncul konsultasi dokter secara virtual dan obat dikirim melalui jasa ekspedisi daring.

Bertemu langsung dengan dokter di masa pandemik ini sangat berisiko.

Dalam dunia sosial, kita sudah mengenal sebuah aplikasi untuk penggalangan dana atau crowd funding.

Pada saat pandemik banyak orang memanfaatkan platform tersebut untuk menggalang dana.

Bahkan para pesohor negeri berhasil mengumpulkan uang dengan nilai yang tidak kecil tanpa harus melakukan kontak fisik antara penyumbang dan penyelenggara penggalangan dana.

Jadi, kita dapat merasakan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa kita lebih cepat mengaplikasikan Revolusi Industri 4.0, terutama dalam bidang perdagangan, transportasi, kerja, kesehatan, pendidikan dan sosial – seperti dicontohkan di atas.

Kita memang belum tahu apakah Revolusi Industri 4.0 benar-benar sebuah “terang” yang datang setelah “kegelapan” pandemi Covid-19?

Apakah “normal baru” ini benar-benar menjadi normal yang permanen? Atau kita akan kembali kepada kehidupan semula setelah pandemi virus korona ini berakhir? Wallahualam.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.