Regional

Mulai besok, Subuh di Perak Malaysia mundur 8 menit

Pemunduran waktu ini berdasarkan perubahan penggunaan parameter dari 18 derajat di bawah cakrawala menjadi 20

Hayatı Nupus, Muhammad Nazarudın Latıef  | 17.01.2020 - Update : 18.01.2020
Mulai besok, Subuh di Perak Malaysia mundur 8 menit Ilustrasi: Umah muslim mendirikan salat. (Kiki Cahyadi - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Negara Bagian Perak, Malaysia memundurkan jadwal salat Subuh delapan menit lebih akhir mulai Sabtu, 18 Januari 2020.

Lewat pernyataan resmi, Wakil Mufti Negara Bagian Perak Dato Haji Zamri bin Hashim mengatakan pemunduran waktu ini berdasarkan perubahan penggunaan parameter dari 18 derajat di bawah cakrawala menjadi 20 derajat.

“Sehingga waktu salat Subuh harus ditambahkan 8 menit dari waktu salat Subuh yang ada,” ujar Zamri pada Jumat, tanpa memaparkan alasan perubahan waktu tersebut.

Zamri mengatakan perubahan waktu Subuh ini sudah memperoleh persetujuan dari Yang Mulia Sultan Perak Nazrin Shah.

Meski begitu, lanjut Zamri, perubahan waktu ini hanya berlaku untuk salat Subuh, dan tak mempengaruhi jadwal salat wajib lainnya.

Otoritas Fatwa Negara Bagian Perak, imbuh Zamri, juga memutuskan bahwa salat Subuh yang telah dilaksanakan sebelumnya tetap dianggap sah dan tak perlu diganti.

Untuk mengetahui persis jadwal harian waktu Subuh, Zamri mengimbau agar warga perak merujuk ke situs resmi atau laman Facebook Departemen Mufti Perak.

Indonesia masih gunakan standar lama 

Berbeda dengan Negara Bagian Perak, anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Indonesia Thomas Djamaludin mengatakan bahwa Indonesia masih menggunakan 20 derajat di bawah cakrawala.

Waktu subuh, menurut dia, termasuk fajar astronomi, yaitu saat cahaya bintang-bintang mulai meredup karena munculnya hamburan cahaya di ufuk Timur.

“Fajar astronomi terjadi saat matahari berada pada posisi 18 derajat di bawah cakrawala. Namun itu rata-rata. fajar itu terjadi karena hamburan cahaya matahari oleh atmosfer atas.

“Di wilayah ekuator seperti Indonesia, atmosfernya lebih tinggi dari daerah lain, sehingga wajar bila fajar terjadi ketika posisi matahari 20 derajat di bawah cakrawala.”

Beberapa waktu lalu di Indonesia juga terjadi perdebatan yang menganggap salat Subuh terlalu cepat.

Menurut dia, ketentuan waktu subuh berdasarkan hadits adalah saat fajar shadiq yang pertama, berwarna putih, bukan fajar yang berwarna kuning.

Riwayat hadits tersebut menunjukkan bahwa salat subuh dilakukan saat hari masih gelap, tetapi fajar sudah tampak di ufuk timur dengan warna masih putih lembut.

Menurut dia penelitian waktu subuh harus menggunakan alat ukur cahaya langit dengan teknik fotometri atau SQM (Sky Quality Meter).

Namun persyaratan teknik fotometri ini, langit harus benar-benar bersih dari awan, polusi udara, dan polusi cahaya.

Fajar ditandai ketika cahaya mulai muncul, artinya intensitas cahaya langit mulai meningkat.

Awan tipis dan polusi udara bisa menghalangi cahaya fajar di ufuk Timur, sehingga fajar astronomi yang putih tipis tidak tampak.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın