Indonesia mulai uji klinik terapi plasma konvalesen terhadap pasien Covid-19
Empat rumah sakit, dari total 29 rumah sakit yang terlibat, telah memulai uji klinik tahap kedua dan ketiga pada Selasa

Jakarta Raya
JAKARTA
Indonesia memulai uji klinik fase kedua dan fase ketiga terapi plasma konvalesen sebagai terapi tambahan dalam menangani pasien Covid-19 di empat rumah sakit pada Selasa.
Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien terdiagnosis Covid-19 dan dinyatakan sembuh.
Plasma pasien yang sembuh memiliki efek terapeutik karena di dalamnya terdapat antibodi terhadap virus korona baru SARS-Cov-2.
Badan kesehatan dunia (WHO) telah mengizinkan terapi tersebut bagi pasien Covid-19 dengan catatan harus menjalani uji klinis secara ketat terlebih dahulu.
Peneliti utama sekaligus Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, David Mulyono mengatakan uji klinik tahap kedua dan ketiga ini bertujuan mengetahui efikasi atau khasiat dari terapi plasma konvalesen.
Sebanyak 29 rumah sakit telah mendaftar untuk ikut serta dalam uji klinik, namun baru empat rumah sakit yang telah memulai hari ini.
Empat rumah sakit tersebut yakni Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, dan Rumah Sakit Angkatan Laut Ramelan Surabaya.
“Kita akan melakukan uji klinik pada pasien dengan rentang kondisi sedang hingga berat, kita tidak memberikan terapi ini untuk pencegahan,” kata David melalui konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Subjek penelitian berjumlah 364 sampel. Setiap pasien akan diberikan 200 mililiter plasma darah dari donor pasien sembuh sebanyak dua kali.
Tim peneliti kemudian akan memantau kondisi pasien selama 28 hari setelah mendapat donor plasma.
“14 hari pasien dipantau di rumah sakit, setelah boleh pulang ke rumah tetap berhubungan dengan dokter dan rumah sakit supaya bisa dievaluasi pada hari-hari yang ditentukan,” jelas dia.
David melanjutkan, tim peneliti memiliki waktu hingga akhir Desember 2020 untuk merampungkan uji klinik ini.
Kompleksitas dan keamanan terapi plasma
David menuturkan uji klinik terapi plasma konvalesen ini akan fokus pada efektivitas dan khasiatnya untuk membantu menangani pasien Covid-19.
Menurut dia, keamanan dari terapi ini telah teruji dari berbagai riset dan uji klinik di banyak negara.
Namun pada awal Agustus 2020, National Institutes of Health Amerika Serikat menyatakan belum ada cukup bukti untuk mendukung maupun menentang penggunaan plasma yang sembuh untuk pengobatan Covid-19.
Beberapa hal yang belum diketahui hingga saat ini mencakup dosis yang dibutuhkan hingga menghasilkan antibodi untuk menetralisasi virus di tubuh pasien, waktu yang tepat untuk memberi terapi, serta statistik terkait kondisi pasien.
David mengatakan uji klinik ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
“Ini yang menjadi tugas dan dinantikan hasilnya di seluruh dunia,” kata dia.
Oleh sebab itu dalam pelaksanaan uji klinik ini, David memastikan tim peneliti menyusun protokol dengan memperhatikan laporan-laporan dari penelitian lainnya di dunia termasuk para regulator di berbagai negara.
Selain itu, David menjelaskan uji klinik ini juga diharapkan bisa menjadi sarana untuk mempelajari plasma darah penyintas itu sendiri.
Pasalnya, tidak seluruh penyintas Covid-19 memiliki antibodi yang mencukupi untuk didonorkan kepada orang lain terutama mereka yang tidak memiliki gejala.
Sejauh ini tim peneliti menetapkan pendonor plasma merupakan penyintas yang telah sembuh dalam kurun waktu dua minggu hingga 12 minggu.
Idealnya pendonor plasma darah menjalani tes lebih dulu untuk mengetahui kadar antibodi dan jumlah plasma darah yang mereka miliki apakah mencukupi untuk didonorkan.
Namun, Indonesia tidak memiliki teknologi tersebut dan LBM Eijkman bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tengah mengembangkannya.
“Mudah-mudahan dalam beberapa waktu dekat kita sudah bisa mengetahui, kalau bisa sebelum akhir uji klinik kita bisa dapat teknologi yang standar,” tutur dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.