Empat anak Badak Jawa peroleh nama

Hayati Nupus

JAKARTA

Empat anak Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang lahir pada 2016 memperoleh nama dalam peringatan Hari Badak Sedunia yang berlangsung pada 22-24 September 2017 di Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten.

Nama yang disematkan pada dua badak jantan dan dua betina tersebut adalah Prabu, Manggala, Irna, dan Mayang.

“Pemberian nama ini atas kesepakatan komunitas," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno, dalam pernyataan pers Deklarasi Hari Badak Sedunia, Senin.

Badak Jawa merupakan satu dari 25 jenis satwa terancam punah prioritas. TNUK menjadi satu-satunya habitat populasi Badak Jawa di dunia.

Berdasarkan pantauan video trap pada 2016, kata Wiratno, saat ini TNUK memiliki 67 ekor Badak Jawa, terdiri dari 37 badak jantan dan 30 betina.

Dengan peningkatan jumlah sebesar 5 persen per tahun, sepanjang 2013-2017, telah lahir 13 ekor badak.

Namun sejumlah individu badak lahir dalam kondisi cacat seperti memiliki telinga terbelah atau ekor bengkok.

“Kelainan fisik ini diduga sebagai manifestasi adanya inbreeding,” ujar Wiratno.

Saat ini pemerintah tengah mengupayakan rumah kedua atau second habitat badak jawa di luar TNUK.

Kajian rumah kedua tersebut tengah membidik sejumlah lokasi, yaitu Cagar Alam (CA) Leuweung Sancang Garut, Suaka Margasatwa (SM) Cikepuh di Sukabumi, CA Rawa Danau Serang, BKPH Cikesik Sukabumi, CA Rawa Danau Serang, BKPH Cikesik di Pandeglang, dan BKPH Malingping, Lebak Banten.

"Sedang kami kaji bersama WWF, lokasinya harus aman, luas dan pakannya cukup,” ujar Wiratno.