Turki kecam kritikan tentang operasi militernya di Suriah Utara
Kecaman itu ditujukan kepada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Yaman

Ankara
Tevfik Durul
ANKARA
Menteri luar negeri Turki mengkritik pihak-pihak yang mengutuk operasi Turki di Suriah Utara padahal merekalah yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Yaman.
Kecaman itu ditujukan kepada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Begitu banyak orang mati kelaparan karena pengepungan mereka. Lalu atas dasar apa mereka mencemarkan nama baik Turki dan menentang operasi Turki di Suriah Utara?" tandas Mevlut Cavusoglu.
Arab Saudi menuding Iran mempersenjatai pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman sejak 2014, termasuk ibu kota, Sanaa.
Kemudian, pada 2015, Arab Saudi dan sekutu Arab Sunni-nya meluncurkan kampanye udara besar-besaran untuk mengalahkan Houthi di Yaman dan mendukung pemerintah Yaman yang pro-Saudi.
Operasi Mata Air Perdamaian
Pada Rabu, Turki meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian di Sungai Eufrat di Suriah Utara untuk mengamankan perbatasannya, mengusir teroris, sekaligus menjamin repatriasi pengungsi Suriah.
Turki mengatakan kelompok teroris PKK dan afiliasinya YPG / PYD merupakan ancaman terbesar bagi masa depan Suriah, karena membahayakan integritas teritorial dan struktur kesatuan negara.
Ankara juga menekankan bahwa mendukung teroris dengan dalih memerangi Daesh tidak dapat diterima.
Turki sejak lama memerangi pembentukan "koridor teroris" di perbatasannya sepanjang 911 kilometer dengan Suriah.
Turki berencana untuk memukimkan kembali sebanyak dua juta warga Suriah di zona aman seluas 30 kilometer, yang membentang dari Sungai Efrat ke perbatasan Irak, termasuk Manbij.
Namun, kehadiran kelompok teroris seperti PKK, PYD, dan YPG menjadi ancaman dalam pembentukan zona aman.
Sejak 2016, Turki telah melancarkan dua operasi militer besar di barat laut Suriah - Operasi Perisai Eufrat dan Operasi Ranting Zaitun - untuk mengusir kelompok teror Daesh dan YPG - afiliasi teroris PKK di Suriah.
Kedua operasi itu sejalan dengan hak negara untuk membela diri yang lahir dari hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, terutama nomor 1624 (2005), 2170 (2014) dan 2178 (2014), dan Pasal 51 Piagam PBB.
Selama Operasi Perisai Eufrat, pasukan Turki berhasil melumpuhkan 3.060 teroris Daesh.
Dalam kampanye terornya selama 30 tahun melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teror oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa - telah bertanggung jawab atas gugurnya 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.