Dunia

Turki desak upaya bersama atasi arus migran dari Afghanistan

Menlu Turki menyebut tak akan menerima kesepakatan migrasi dengan Uni Eropa yang hanya terbatas pada bantuan dana dengan imbalan Turki menampung pengungsi

Merve Gül Aydoğan Ağlarcı  | 03.09.2021 - Update : 03.09.2021
Turki desak upaya bersama atasi arus migran dari Afghanistan Sejumlah warga Afghanistan melarikan diri dari provinsi utara karena bentrokan antara Taliban dan pasukan Afghanistan saat mereka mencari perlindungan di dalam sebuah taman di Kabul, Afghanistan, pada 10 Agustus 2021. Menurut UNHCR diperkirakan 270.000 warga Afghanistan telah mengungsi karena ketidakamanan dan kekerasan di negara itu sejak Januari 2021. ( Haroon Sabawoon - Anadolu Agency )

Ankara

ANKARA

Komunitas internasional harus mengambil tindakan bersama untuk menghadapi kemungkinan arus migrasi dari Afghanistan di saat Taliban baru-baru ini mengambil alih kekuasaan, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Kamis.

Cavusoglu mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers dengan sejawatnya dari Belanda Sigrid Kaag di ibu kota Turki, Ankara.

Menanggapi pertanyaan tentang apakah kesepakatan migrasi baru dengan Uni Eropa (UE) akan mencakup warga Afghanistan, menlu Turki mengatakan bahwa pihaknya tak akan menerima kesepakatan migrasi dengan blok itu yang mana hanya terbatas pada bantuan dana dengan imbalan Turki menampung pengungsi.

Cavusoglu menekankan Turki tidak "membedakan" antara migran gelap yang didorong kembali dari Yunani sebagai bagian dari kesepakatan migrasi 2016 antara blok tersebut dan Ankara.

Dia menggarisbawahi bahwa migran yang dipaksa kembali ke Turki juga termasuk warga Afghanistan.

"Kerja sama dengan pemahaman 'kami membayar, jadi simpan orang Afghanistan di negara Anda' tidak dapat diterima. Kami mengatakan dari awal bahwa kami tidak akan menerima tawaran seperti itu," tutur dia.

Cavusoglu menambahkan bahwa pengungsi Afghanistan harus dapat kembali ke negara mereka secara sukarela dan dengan cara yang bermartabat setelah keamanan dan stabilitas dibangun di sana.

Menyoroti kesepakatan migrasi yang diperbarui harus mencakup masalah pengembalian yang aman bagi pengungsi Afghanistan dan Suriah ke negara masing-masing, Menlu Turki menyebut masalah ini terus memburuk, dan menciptakan masalah.

Dia menekankan setelah Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan Kabul awal bulan ini, Turki membantu berbagai negara dalam upaya mengevakuasi warga mereka dari negara yang dilanda perang itu.

Cavusoglu menambahkan bahwa Turki telah "lebih dari memenuhi" tanggung jawab moral dan kemanusiaannya.

Mengutip kesepakatan migrasi 2016, Cavusoglu mengatakan Turki juga telah melakukan bagiannya berdasarkan perjanjian ini, tetapi Uni Eropa gagal memenuhi tanggung jawabnya.

Menurut Cavusoglu, Uni Eropa tidak menanggapi permintaan Turki untuk memperbarui kesepakatan, dan malah menjanjikan dana segar sebesar EUR3 miliar (USD3,6 miliar) untuk mendukung pengungsi di Turki.

Turki - yang telah menampung 5 juta pengungsi, lebih banyak dari negara mana pun di dunia - mengambil langkah-langkah keamanan baru di perbatasannya untuk mencegah masuknya migran baru.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın