Seoul panggil Turki lagi, 65 tahun setelah Perang Korea

Alex Jensen

SEOUL

Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo telah meminta bantuan Turki untuk menyelesaikan kebuntuan selama beberapa dasawarsa dengan Korea Utara, kata kementeriannya, Selasa.

Sehari sebelumnya di Ankara, Song disambut oleh rekannya dari Turki Hulusi Akar untuk membicarakan tentang Semenanjung Korea dan kerjasama lain yang lebih luas.

"Selama pembicaraan, Menteri Song menjelaskan hasil pertemuan tingkat tinggi antar Korea baru-baru ini dan pertemuan tingkat tinggi Korea Utara dan Amerika Serikat serta meminta dukungan aktif dan kerja sama Turki dalam upaya untuk denuklirisasi penuh di semenanjung dan untuk pembentukan perdamaian abadi," kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita lokal Yonhap.

Akar menanggapi dengan berjanji untuk bergabung dengan Korea Selatan dalam memperjuangkan perdamaian.

Mereka juga memutuskan untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka meningkatkan hubungan pertahanan karena sudah "bekerja sama erat dalam industri persenjataan".

Turki di masa lalu pernah membeli senjata artileri K-9 dari Korea Selatan bersama dengan jet latih KT-1, pesawat pertama yang sepenuhnya asli dari Korea Selatan.

Kedua negara telah membuat kemajuan pesat di berbagai bidang sejak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Korea Selatan pada bulan Mei.

Seoul dan Ankara meningkatkan perjanjian perdagangan bebas bilateral mereka pada bulan ini setelah mereka sebelumnya setuju untuk memasukkan sektor jasa dan sektor.

Hubungan mereka telah diperkuat lebih jauh oleh warisan Perang Korea yang berakhir dalam gencatan senjata pada tahun 1953.

Turki adalah negara pertama setelah AS yang menjawab panggilan PBB untuk memberi bantuan militer ke Korea Selatan setelah Korea Utara menyerang pada 1950.

Pyongyang dalam beberapa bulan terakhir berjanji untuk denuklirisasi dan upaya perjanjian damai, tetapi perjanjian dengan Seoul dan Washington dikritik karena tidak memiliki perencanaan yang spesifik.