Beyza Binnur Donmez

ANKARA

Perdana Menteri Spanyol meminta Uni Eropa untuk melindungi blok itu dalam pemilihan Parlemen Eropa yang direncanakan pada 26 Mei.

Hasil pemilihan dapat mempromosikan atau merusak Uni Eropa, Pedro Sanchez mengatakan pada konferensi Protect the Idea of Europe di Madrid, Selasa.

Sanchez menganjurkan Eropa yang lebih sosial untuk memulihkan semangat dan kohesi Eropa, di mana tidak ada warga negara yang merasa dikecualikan.

"Kita harus melindungi Eropa agar Eropa bisa melindungi warganya," tegas dia.

Sanchez juga mengusulkan delapan langkah politik untuk mendorong gerakan Eropa, termasuk modernisasi ekonomi, mendukung mata uang tunggal, melestarikan kontrak sosial, melengkapi "Eropa feminis", melanjutkan perjuangan melawan perubahan iklim, mendukung imigrasi, mengejar kebijakan luar negeri yang tegas dan efektif, dan memiliki anggaran yang ambisius.

"Saya selalu percaya bahwa Eropa, di atas segalanya, adalah komunitas nilai-nilai. UE juga komunitas kepentingan yang harus dilindungi dan hanya dapat dilindungi melalui persatuan," ujar dia.

Sanchez menekankan bahwa ancaman geopolitik yang dihadapi Eropa adalah nyata dan UE harus bertindak tegas terhadapnya.

Dia mengatakan Spanyol memiliki peran mendasar dalam skenario ini sebagai satu-satunya negara yang berbagi perbatasan dengan Afrika yang juga berfungsi sebagai pelarian ke Amerika Latin dan sebagai pemain yang relevan di Mediterania.

Sanchez juga mengatakan Spanyol akan mengambil posisi konstruktif untuk mencapai Brexit yang tertib, menambahkan bahwa jika Inggris mengusulkan perpanjangan waktu untuk keluar, negara itu harus menjelaskan mengapa, untuk tujuan apa dan untuk berapa lama.

"Berjalan berputar-putar bukanlah solusi," kata sang presiden.

Pernyataan Sanchez disampaikan menjelang pertemuan Dewan Luar Biasa Eropa untuk mempelajari berbagai skenario Brexit, Kamis.

Jika disetujui, jadwal Brexit yang baru harus diratifikasi oleh 27 anggota blok sebelum dapat disetujui secara resmi oleh Parlemen Eropa.

Setelah melalui referendum pada 2016, Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa.