Dunia

PBB: Penarikan pasukan dari Hudaydah kemungkinan dimulai pada Selasa

Penarikan itu menyusul pemindahan pasukan dari pelabuhan Saleef dan Ras Isa, kata utusan PBB Yaman

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 20.02.2019 - Update : 21.02.2019
PBB: Penarikan pasukan dari Hudaydah kemungkinan dimulai pada Selasa Ilustrasi kota Yaman (Foto file - Anadolu Agency)

Washington DC

Umar Farooq

WASHINGTON

Penarikan pasukan dari Hudaydah, Yaman, antara pihak-pihak yang berlawanan kemungkinan akan dimulai pada Selasa atau Rabu, kata utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths kepada Dewan Keamanan.

"Dengan permulaan dari implementasi perjanjian Hudaydah, yang bahkan mungkin akan dilaksanakan hari ini atau besok, kami sekarang memiliki kesempatan untuk beralih dari perjanjian yang dibuat di Swedia ke harapan sekarang untuk Yaman," kata Griffiths, berbicara kepada Dewan Keamanan dari Amman, Yordania.

Pada Desember, pasukan Houthi dan pasukan pemerintah yang didukung Saudi sepakat untuk menarik pasukan dari pelabuhan Hudaydah pada 7 Januari, upaya yang melalui serangkaian negosiasi untuk menghindari serangan dan mengakhiri perang.

Sementara upaya ditunda dan tenggat waktu telah terlewati, utusan Yaman itu menekankan bahwa kemajuan sedang dibuat dan kedua belah pihak menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti perjanjian mereka.

"Para pihak yang terlibat telah sepakat untuk pindah dari pelabuhan Saleef dan Ras Isa sebagai langkah pertama, diikuti oleh pemindahan dari pelabuhan Hudaydah itu sendiri dan bagian-bagian penting dari kota Hudaydah yang terkait dengan fasilitas kemanusiaan," kata Griffiths.

Menurut Griffiths, dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memindahkan pasukan, PBB berencana memberikan akses kepada Program Pangan Dunia (WFP) ke Penggilingan Gandum Laut Merah, yang menurutnya memiliki cukup makanan untuk memberi makan 3,7 juta orang selama sebulan.

Yaman telah dilanda kekerasan sejak 2014 ketika kelompok Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Houthi.

Sejak saat itu, puluhan ribu orang, termasuk warga sipil, diyakini telah terbunuh dan PBB memperkirakan 14 juta warga Yaman berisiko kelaparan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.