Anak-anak muda Israel tolak kebijakan 'rasis' pemerintah
63 pemuda menolak ikut wajib militer karena tak setuju dengan kebijakan anti-Palestina yang dianut pemerintah dan militer Israel

Quds
Abdel Raouf Arnaout
YERUSALEM
Puluhan anak-anak muda Israel pada Kamis menyampaikan penolakan bergabung dengan militer karena "kebijakan rasis" yang dianut pemerintahan mereka.
Dalam sebuah surat yang ditujukan ke pejabat-pejabat negara termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sebanyak 63 warga Israel berusia wajib militer menuduh tentara dan pemerintah menerapkan "kebijakan rasis yang melanggar hak asasi manusia".
"Kami memutuskan tidak ingin ikut menjajah dan mempersekusi warga Palestina, yang memecah semua orang ke dua kubu yang berseberangan," bunyi surat itu, yang dimuat di surat kabar Yedioth Ahronoth edisi Kamis.
"Selama mereka terpaksa hidup di bawah penjajahan yang merebut hak asasi mereka, kedamaian tidak bisa dicapai," lanjut pernyataan itu.
Para penulis surat juga mengkritik blokade 10 tahun Israel di Jalur Gaza dan aktivitas pembangunan pemukiman di Tepi Barat, yang menurut mereka "memutuskan hubungan satu warga Palestina dengan yang lainnya".
Di bawah hukum Israel, wajib militer berlaku untuk semua penduduk, baik lelaki maupun perempuan. Mereka yang mangkir bisa menghadapi tuntutan hukum.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.