Budaya

Gedung tua pencerita sejarah alam Indonesia

Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia memiliki koleksi lengkap soal kekayaan alam Tanah Air

23.07.2017 - Update : 25.07.2017
Gedung tua pencerita sejarah alam Indonesia

Regional

Shenny Fierdha

BOGOR

Dibandingkan Museum Zoologi yang berada di dekat kompleks Kebun Raya Bogor atau Museum Pembela Tanah Air yang terletak di Jalan Sudirman, nama Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain) mungkin terdengar asing, tak terkecuali di kuping warga Bogor sendiri.

Ini tentu disayangkan, apalagi museum yang berada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu adalah museum sejarah alam satu-satunya di Indonesia. Masuk dalam koleksi adalah 1900-an benda yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam sejak berabad-abad silam.

Munasain dulunya dikenal sebagai Museum Etnobotani Indonesia (MEI). Didirikan pada 1982, museum ini diresmikan oleh Menteri Riset dan Teknologi kala itu, B. J. Habibie. 

“Koleksi kami menunjukkan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat, seperti wadah dan keranjang [yang dibuat dari rotan atau bambu], alat berburu, obat, dan jamu," jelas peneliti etnobotani LIPI Vera Sihotang kepada Anadolu Agency saat ditemui di Munasain, Sabtu.

MEI, dalam perkembangannya, berubah nama menjadi Munasain. Walikota Bogor Bima Arya meresmikan museum yang di-rebranding ini pada 31 Agustus 2016 lalu.

"Ada perbedaan yang cukup besar sejak rebranding tahun lalu. Dulu pengunjung cuma kalangan pelajar sekolah, tapi sekarang banyak pengunjung umum yang berinisiatif datang ke sini. Dulu program untuk publik jarang diadakan, tapi sekarang lebih rutin,” beber Vera sembari menambahkan beberapa contoh acara yang mereka adakan, seperti membuat permainan anak tradisional dan membatik.

Progam lain yang dibuat untuk menarik pengunjung adalah Night at the Museum, yaitu acara nonton bareng yang digelar selepas Magrib. Film yang diputar berupa-rupa, tapi semuanya punya kandungan sejarah alam Indonesia. Misalnya soal penelitian gunung Krakatau; jejak kopi nusantara; dan yang pada Sabtu lalu diadakan, perihal lukisan goa yang dibuat manusia prasejarah.

Supaya kegiatan lebih bernas, pihak museum juga mengundang pakar dari universitas maupun lembaga terkait lain untuk menggelar diskusi ilmiah dengan pengunjung.

Belajar sejarah dan rempah

Munasain sendiri berdiri cukup megah di tengah-tengah Kota Hujan. Enam lantai tingginya. Begitu memasuki bangunan tua ini, pengunjung disambut oleh relief raksasa berupa ukir-ukiran keberagaman flora di hutan-hutan nusantara. 

Di situ pula termaktub penjelasan singkat soal kota Bogor. Rupanya kota yang pada masa kolonialisme Belanda disebut Buitenzorg ini merupakan kiblat ilmu pengetahuan hayati tropika bagi ilmuwan dan peneliti negeri kincir angin kala itu. Mereka lantas mendirikan banyak lembaga riset di Bogor, salah satunya yang kelak menjadi Munasain.

Semakin lama pengunjung menjelajahi museum, semakin jelas saja mengapa Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Eropa: kekayaan buminya berlimpah-limpah! Di salah satu ruang pamer Munasain, terdapat mural yang menjelaskan nilai tinggi rempah nusantara bagi Eropa di abad ke-15. Hal yang kemudian mengundang Portugis ke Indonesia, diikuti dengan Inggris dan Belanda. 

Munasain mengemas bermacam rempah yang sekarang lebih banyak berdiam di dapur dengan format menarik. Lada, cengkih, pala, jahe, dan rempah lain yang saat itu menjadi komoditi negeri dipamerkan berjajar dengan cantik.

Ada pula satu ruangan khusus di Munasain yang menampilkan ratusan toples kaca. Masing-masing berisi sampel tanaman dan tumbuhan yang dikeringkan, yang biasa diolah menjadi jamu dan obat.

Bentuk kearifan lokal yang terwujud dalam perabot dan perkakas rumah tangga, alat membajak sawah yang ditarik oleh kuda atau kerbau untuk bertani, keramba ikan, tas dan pakaian, bahkan saung sederhana dan perahu beserta dayungnya bisa dilihat pula di sini. Benda-benda berbahan dasar kayu, bambu, atau rotan tersebut dulunya digunakan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Beberapa bahkan masih menggunakannya sampai sekarang. 

Pada akhirnya, seluruh koleksi yang ditampilkan oleh Munasain hanya punya satu tujuan: menggugah masyarakat, terutama generasi muda, untuk tak lelah bereksplorasi dan melirik inovasi ilmiah. Sehingga potensi kekayaan alam Indonesia dapat berguna dalam kehidupan. 

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın