Nyonya Meneer, sampai kapan kuat berdiri?
Manajemen sudah mengambil langkah banding

Regional
Muhammad Latief
JAKARTA
Ada lelucon di Indonesia, “siapakah perempuan yang paling kuat berdiri lama?” Jawabnya adalah “Nyonya Meneer” karena dia “berdiri sejak 1919”. Tentu ini bukan kisah betulan, Nyonya Meneer tidak “berdiri” jika yang dimaksud adalah posisi badan berdiri, tapi Nyonya Meener mendirikan perusahaan jamunya sejak 1919.
Nyonya Meneer sendiri merupakan julukan bagi Lauw Ping Nio, seorang ibu rumah tangga di Semarang, Jawa Tengah, yang sering membuatkan jamu bagi suaminya.
Nyonya Meener kemudian makin giat, dengan alat dapur seadanya dia membuat jamu untuk dijual ke tetangga dan warga sekitar rumahnya. Dia mencantumkan nama dan foto dirinya pada kemasan jamu yang dijualnya itu.
Kemudian atas dorongan keluarganya, berdirilah, Jamu Cap Potret Nyonya Meneer dengan membuka toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Kemudian mereka membuka lagi toko di Jakarta.
“Perusahaan ini (jamu Nyoya Meneer) merupakan salah satu tonggak industri jamu tanah air. Sangat penting,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Dwi Ranny Pertiwi.
Pada masa jayanya, perusahaan ini membangun museum Jamu Njoja Meneer di Jalan Raya Kaligawe Km 4, Semarang, Jawa Tengah. Museum itu menampilkan sejarah jamu serta alat-alat pembuatan jamu, dibangun untuk memberi penghormatan pada Ny Lauw Ping Nio.
Sebenarnya, jika tidak ada keputusan pailit yang dikeluarkan PN Semarang, perusahaan ini dua tahun lagi berumur seabad. Tak banyak perusahaan di Indonesia yang mencapai umur setua ini.
Ranny berharap, pemerintah bisa mengambil tindakan terhadap perusahaan ini, atau paling tidak mengambil pengelolaan museumnya. “Ada kabar baik, katanya kementerian perindustrian sedang menyiapkan langkah. Tapi saya belum tahu, langkah apa yang akan diambil.” Manajemen perusahaan tersebut “sudah mengambil langkah banding terhadap putusan PN Semarang”.
Bangkrutnya perusahaan yang sudah berusia hampir serratus tahun ini, kata Ranny memberi pelajaran penting bagi industri jamu. Pertama harus mengelola perusahaan dengan baik dan berkomitmen pada semua pihak yang terlibat. “Pada karyawan, supplier, dan konsumen kita harus berkomitmen untuk mebmerikan yang terbaik,”ujarnya.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Nanang Setyono meminta, pemerintah juga memperhatikan para buruh pabrik jamu Nyonya Meneer yang akan kehilangan pekerjaan setelah pailit. Masalah pesangon para karyawan juga sudah mengemuka beberapa waktu belakangan. “Ada potensi hak atas gaji beberapa bulan yang tidak terbayar selama ini. Tunjangan Hari Raya juga belum dibayar”.
Dia khawatir, setelah putusan pailit ini, hak-hak para pekerja terabaikan. Karena itu dia meminta Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi maupun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperhatikan peristiwa ini dan memastikan hak pekerja terpenuhi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.