Ekonomi, Nasional

Indonesia kembali dorong hilirasi komoditas mineral

Menurut Luhut, saat ini sudah ada beberapa investor yang masuk ke proyek hilirisasi timah, aspal, alumina, bauksit, dan lainnya

İqbal Musyaffa  | 12.09.2019 - Update : 13.09.2019
Indonesia kembali dorong hilirasi komoditas mineral Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (Megiza Asmail - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Kementerian Koordinator Kemaritiman menegaskan bahwa Indonesia mulai fokus mengembangkan industri hilirisasi dari produk-produk mineral sehingga memiliki nilai lebih saat diekspor.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia telah melarang ekspor nikel mentah guna mendorong hilirisasi.

Menurut dia, saat ini sudah ada investor-investor yang masuk ke hilirisasi timah, aspal, alumina, bauksit, dan lainnya. 

Menteri Luhut mengatakan pada 11 Januari 2022 nanti, Indonesia juga akan melarang ekspor bauksit yang belum diolah. 

“Selama ini kita ekspor 98 persen bahan mentah misal nikel ke China. Sekarang kenapa kita tidak bikin di dalam negeri dengan biaya listrik yang lebih murah,” jelas dia dalam diskusi di Jakarta, Kamis. 

Dia menjelaskan sebelum Indonesia mengembangkan hilirisasi, ekspor produk tambang seperti bijih nikel yang saat ini menjadi primadona hanya sekitar USD350-400 juta. 

Saat ini setelah dilakukan hilirisasi menjadi karbon stainless steel, kini ekspornya mencapai USD5 miliar dan secara berangsur bisa mencapai USD12 miliar. 

Indonesia, kata Luhut, memiliki cadangan sekitar 9 miliar metric ton nikel atau 23,7 persen cadangan dunia yang bisa diekstraksi menjadi baterai lithium dan menjadi industri terintegrasi terbesar di dunia yang sangat ramah lingkungan. 

“Potensi nilai ekspor nikel dalam bentuk baterai lithium dengan proses recycle sampai tahun 2024 bisa mencapai USD34 miliar dan sekarang sudah hampir USD10 miliar,” kata Menteri Luhut. 

Selain itu, nikel juga bisa diolah menjadi kerangka mobil listrik dan juga produk turunan lainnya. 

“Kita yang kadang-kadang mau gampangnya saja ekspor raw material. Ya mesti ada pengorbanan sedikit (untuk hilirisasi) tapi pasti akan berikan nilai tambah,” imbuh dia. 

Selain nikel, investasi di bauksit juga akan mencapai dua digit miliar dolar. Begitupula di sektor konsentrat tembaga juga akan dilakukan hilirisasi. 

“Kita belajar dari pengalaman Freeport 50 tahun tidak pernah ada nilai tambah. Mau kita ulangi kebodohan kita itu? Kan enggak,” tegas Menteri Luhut. 

Dia menegaskan Indonesia harus berani mendorong hilirisasi komoditas tambang sehingga generasi mendatang bisa menikmati nilai tambah dari kekayaan alam yang Tuhan berikan kepada Indonesia. 


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.