Ulasan media: Komitmen Inggris kepada Irlandia utara diragukan

Karim El-Bar

LONDON

Partai konservatif yang berkuasa di Inggris, dinilai akan senang jika dibebaskan dari tanggungjawab di wilayah Irlandia Utara, tulis jurnalis senior Dominic Lawson di surat kabar The Times.

Komentar ini muncul setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memecat menteri urusan Irlandia Utara, Julian Smith, pada pekan lalu dalam perombakan kabinet. Keputusan itu dipandang kontroversial.

“Dalam delapan bulan sebagai menteri, Julian, Anda membantu memulihkan pembagian kekuasaan di Stormont, mendapatkan kesepakatan dengan kami untuk menghindari perbatasan yang keras, ditambah kebijakan kesetaraan pernikahan. Anda adalah salah satu politisi terbaik Inggris di zaman kita. Terima kasih, ”kata mantan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang saat ini memimpin partai Fine Gael.

Colum Eastwood, pemimpin Partai Sosial Demokratik dan Buruh Irlandia Utara, berbagi sentimen serupa.

“Itu menentang kepercayaan bahwa setelah pemulihan pembagian kekuasaan yang berhasil setelah keruntuhan tiga tahun, hadiah Julian Smith adalah kantor kabinet P45 (dipecat). Keputusan ini memberi tahu Anda semua tentang sikap Boris Johnson di utara bahwa ia akan memecat sekretaris negara paling sukses dalam satu dekade. Dia paling tidak acuh. ”

Sinn Fein, sebuah gerakan politik Irlandia Utara yang mencari unifikasi di pulau Irlandia, menduduki puncak jajak pendapat dalam pemilihan Republik Irlandia baru-baru ini yang menunjukkan pembagian kekuasaan di Irlandia Utara. Jajak pendapat ini memicu diskusi tentang kemungkinan unifikasi Irlandia di Kepulauan Inggris. .

Lawson menulis: "Pemecatannya (Johnson) atas sekretaris Irlandia Utara, Julian Smith, telah menarik hampir semua perhatian."

“Tapi tidak di provinsi itu sendiri. Partai Unionis Demokrat menyatakan dirinya sangat marah: ‘Jika efektivitas adalah ukuran, maka ia seharusnya masih berada di tempatnya. Dia memiliki apa yang dibutuhkan oleh Dublin dan semua pihak Irlandia Utara. "

“Ini hampir tidak membantu suasana (tidak pernah benar-benar cerah) dari partai serikat buruh dominan di utara yang beberapa hari sebelumnya, Sinn Fein, telah mengambil suara pilihan pertama dalam pemilihan Irlandia.

"Ini mencengangkan, karena Sinn Fein secara aktif mengkampanyekan pilihan untuk sebuah Irlandia yang bersatu, tidak mengherankan bahwa para anggota serikat pekerja bahkan lebih takut dari biasanya."

Dari 1968 hingga 1998, Inggris mengalami konflik intensitas rendah selama 30 tahun di Irlandia Utara. Irlandia disebut "the Troubles." Konflik ini mengadu kaum nasionalis republik Irlandia Utara, yang menginginkan penyatuan Republik Irlandia, melawan anggota serikat Irlandia Utara, yang ingin tetap berada di Inggris. Ribuan orang tewas dalam kekerasan itu.

Lawson melanjutkan komentarnya dengan mengatakan bahwa partai Konservatif telah lama prihatin dengan biaya keuangan untuk menjaga Irlandia Utara bagian dari Inggris.

“Pada satu kesempatan, seorang menteri partai konservatif untuk provinsi itu menyampaikan kebenaran kepada sebuah surat kabar".

“Pada bulan April 1993, Sir Patrick Mayhew memberikan wawancara yang luar biasa kepada Die Zeit, di mana ia mengatakan kepada surat kabar Jerman itu:‘ Provinsi itu menelan biaya £3 miliar setahun. £ 3 miliar untuk satu juta orang! Bagi kami, tidak ada kepentingan strategis atau ekonomi yang dipertaruhkan. Pencarian untuk Irlandia bersatu benar-benar sah - tetapi tanpa menggunakan kekerasan.

“Orang-orang berpikir kami tidak ingin membiarkan Irlandia Utara (meninggalkan) Inggris. Jika saya benar-benar jujur, (kami akan melakukannya) dengan senang hati. "