SELANGOR 

Malaysia dan Turki dapat melakukan aksi bersama untuk merespons proposal “Kesepakatan Abad Ini” yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump, ujar Menteri Malaysia.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail mengatakan kedua negara memiliki hubungan diplomatik yang sangat baik dalam sejumlah bidang, khususnya isu Palestina.

“Kesempatan ini bisa digunakan kedua negara untuk melanjutkan pembicaraan mengenai ‘Kesepakatan Abad Ini” yang telah ditolak dunia internasional,” ujar Saifuddin kepada Anadolu Agency, pada Minggu, di sela-sela konferensi ketiga Liga Parlemen untuk Al-Quds di Selangor, Malaysia.

Saifuddin mengatakan jika Malaysia dan Turki bisa memulai inisiasi bersama, maka ini akan menjadi contoh bagi negara-negara Muslim lainnya.

“Langkah Turki dan Malaysia bisa menjadi role model bagi negara-negara lainnya,” ucap Saifuddin.

Selain itu, Saifuddin mengatakan parlemen Malaysia akan menggelar sidang pada Maret untuk membahas proposal Trump.

“Parlemen kami akan memberikan perhatian soal ini,” ujar Saifuddin.

Akhir Januari, Presiden AS Donald Trump mengumumkan apa yang disebutnya sebagai "rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina" dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa kehadiran perwakilan Palestina.

Dalam pengumuman tersebut, Trump menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi.

Rencana yang disebut "Kesepakatan Abad Ini" secara sepihak membatalkan resolusi-resolusi PBB sebelumnya tentang masalah Palestina dan mengabulkan hampir semua tuntutan Israel.