AS bilang tak akan bantu Turki dalam operasi Suriah
Pasukan AS tidak akan lagi berada di "wilayah terdekat" dari operasi yang direncanakan di sebelah timur Eufrat, Suriah utara, kata Gedung Putih
Jakarta Raya
Servet Gunerigok
WASHINGTON
Amerika Serikat pada Minggu mengatakan, tidak akan memberikan bantuan atau terlibat dalam operasi yang direncanakan Turki di sebelah timur Sungai Eufrat, Suriah utara.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Turki akan segera melakukan operasi yang telah direncanakan ke Suriah utara.
"Angkatan Bersenjata Amerika Serikat tidak akan mendukung atau terlibat dalam operasi itu, dan pasukan Amerika Serikat, setelah mengalahkan wilayah kekhalifahan Daesh/ISIS, "tidak akan lagi berada di daerah terdekat," kata Gedung Putih.
Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah percakapan telepon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump.
Direktorat Komunikasi Turki mengatakan Erdogan dan Trump bertukar pandangan tentang masalah bilateral serta zona aman yang direncanakan di sebelah timur Sungai Eufrat.
Turki telah lama mengecam ancaman teroris di sebelah timur Eufrat di Suriah utara dan berjanji akan melakukan aksi militer untuk mencegah pembentukan koridor teroris di sana.
Sejak 2016, operasi Perisai Eufrat dan Ranting Zaitun Turki di barat laut Suriah telah membebaskan wilayah tersebut dari teroris YPG/PKK dan Daesh, memungkinkan warga yang melarikan diri dari kekerasan untuk kembali ke rumah.
"Turki sekarang akan bertanggung jawab untuk semua pejuang ISIS [Daesh] di daerah yang dikepung selama dua tahun terakhir setelah kekalahan 'Kekhalifahan' teritorial oleh Amerika Serikat," tambah pernyataan itu.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.