Budaya

Mal Hewan Kurban tawarkan sapi premium hingga Rp 250 juta

Bila di Jepang sapi wagyu diberi minum sake, sapi wagyu di sini dibesarkan dengan cara sesuai aturan Islam

Megiza Asmail  | 23.08.2017 - Update : 24.08.2017
Mal Hewan Kurban tawarkan sapi premium hingga Rp 250 juta Meski induk sapi berasal dari beberapa negara, sapi-sapi ini dipastikan dikembangbiakan di Indonesia dan dirawat sesuai dengan aturan hewan kurban. (Megiza Asmail - Anadolu Agency)

Jakarta

Megiza Asmail

DEPOK, Indonesia

Banyaknya kaum kelas atas yang ingin berkurban dengan sapi istimewa membuat Mal Hewan Kurban di Depok, Jawa Barat, menjual jenis sapi dari ras istimewa. Romdoni atau yang lebih dikenal dengan sapaan Haji Doni, si pemilik mal, tak hanya menawarkan sapi Limosin, Bull Australia, Brahmana dan Santa, kini juga menyediakan sapi Wagyu.

Dia bercerita, beberapa kolega dari bisnis mobil premium miliknya sejak lama memintanya untuk menyediakan sapi Wagyu. Hal itu dikarenakan, sapi jenis ini umumnya hanya bisa dinikmati di atas piring saji restoran-restoran mewah.

“Masyarakat Indonesia cuma kenal Wagyu saat makan di restoran. Akhirnya kami dituntut oleh beberapa customer untuk mendatangkan sapi jenis ini. Ini pertama kalinya kami jual,” kata Doni. Dia pun menyebut, untuk mendatangkan sapi Wagyu ini dibutuhkan waktu tiga tahun hingga akhirnya mendapat izin.

Aturan syariat untuk hewan kurban, disebut Doni, menjadi salah satu alasan sulitnya membawa masuk sapi ras Wagyu ke Indonesia. Dia menceritakan, sapi Wagyu betina yang diternaknya disuntik sperma sapi Wagyu jantan di Indonesia.

“Kedua induknya dari Jepang, anak-anaknya lahir di Indonesia. Kalau di Jepang memang pemberian makannya dikasih bir. Tapi kami di sini membesarkan sapi-sapi ini dengan cara sesuai aturan Islam,” ungkapnya.

Doni menjelaskan, harga sapi Wagyu menjadi mahal karena kadar lemaknya yang tinggi serta masa pemeliharaan yang lebih lama dibanding sapi pada umumnya. Biasanya, masa fattening sapi hanya 150 hingga 180 hari. Sedangkan, sapi Wagyu membutuhkan waktu lebih lama.

“Wagyu ini baru lepas susu di umur satu tahun satu bulan, dengan masa fattening sampai 450 hari. Sapi itu kadar lemaknya semakin tinggi, semakin bagus,” ujar Doni.

Selain Wagyu, Mal Hewan Kurban juga menjual ras sapi kelas atas lainnya yaitu Brahman Cross dari India, Limousin dari Eropa, Selandia Baru dan Australia dan Santa Gertrudis dari Amerika.

Bicara soal harga, Doni mengungkap, sapi ras Wagyu yang paling murah dihargai Rp 75 juta dengan berat 750 kilogram. Dia menjelaskan, untuk satu kilonya Wagyu dihargai Rp 100 ribu. Sedangkan sapi Wagyu paling berat miliknya sebesar 1,5 ton. Selain itu, ras Santa juga masuk di deretan sapi premium yaitu dengan harga Rp 250 juta untuk bobot yang terbesar.

Meski dipasang dengan label harga yang fantastis, Doni mengatakan, 18 ekor sapi Wagyu yang dijualnya itu sudah terbeli. Ditanya tentang harga yang mahal, dia memastikan, kaum muslim yang membeli hewan kurban di mal miliknya itu tidak merasa keberatan.

“Kalau kurban itu kan kendaraan buat di akhirat. Yang membeli (Wagyu) ini adalah orang-orang yang punya kendaraan seharga miliaran rupiah. Masa iya pakai kendaraan seharga miliaran, terus di akhirat pakai mikrolet?” canda Doni.

Selain sapi ras, di deretan sapi lokal, Doni mengandalkan ras sapi dari Madura, Bali dan Kupang. Meski begitu, di depo hewan kurban miliknya di Tapos, Doni juga memiliki sapi ras PO (Peranakan Ongole) Jawa, Ende dan Sumbawa. ​

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın